Pakaian Adat Jawa Tengah – Padaera globalisasi sekarang ini banyak dari orang Indonesia yang sudah mulau lupa dengan ciri khasnya sendiri. Dari sebuah tingkah laku, tutur kata sampai pakaian adatnya. Pada saat ini banyak dari masyarakat Jawa Tengah yang mulai melupakan pakaian adat Jawa Tengah.
Pakaian adat Jawa Tengah mempunyai berbagai macam jenis dan bahan yang beranekaragam. Sebagai salah satu warga yang baik, tentunya kita tidak akan meninggalkan adat berpakaian yang sudah menjadi ciri khas bangsa kita ini.
Jangan sekali dari kita untuk senatiasa melupakan pakaian adat peninggalan dari nenek moyang dulu yang digunakan untuk aktivitas setiap harinya. Misalnya yaitu pakaian batik adalah sebuah ikon tersendiri yang selalu dikenakan orang jawa khususnya daerah Jawa Tengah.
Table of Contents
Macam Pakaian Adat Jawa Tengah
Berikut ini adalah 15 macam Pakaian adat Jawa Tengah :
1. Kebaya Jawa Tengah
2. Jawi Jangkep
3. Kanigaran
4. Basahan
5. Surjan
6. Batik
7. Beskap Jawa Tengah
8. Sinjang atau Dodot
9. Jarik
10. Stagen
11. Kemben
12. Kain Tapih Pinjung
13. Blangkon
14. Keris
15. Kuluk
16. Jawa Lengkap
Keunikan Pakaian Adat Jawa Tengah
Pakaian adat Jawa Tengah mempunyai bentuk yang indah dan juga mempunyai seni tersendiri. Busana yang bernuansa tradisional sehingga banyak disukai oleh banyak kalangan dari pengantin.
Selain itu juga di dalam busana Jawa Tengah telah dilengkapi dengan berbagai hiasan agar tampilan pengantin lebih menarik lagi.
Jenis Pakaian Adat Jawa Tengah
Provinsi Jawa Tengah telah dikenal sangat kental akan ragam budayanya yang masih alami dari tahun ke tahun.
Salah satunya yaitu ragam budaya yang dimiliki daerah Jawa Tengah adalah pakaian adat yang beraneka ragam.
Pakaian adat jawa mempunyai beberapa macam dan jenis karena Pulau Jawa sendiri terbagi menjadi 3 provinsi misalnya Jawa Timur, Jawa Tengah, dan juga Jawa Barat. Nah, untuk itu berikut ini adalah beberapa pakaian adat Jawa yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia:
1. Kebaya Jawa Tengah
Kebaya adalah salah satu pakaian adat yang telah dikhususkan untuk wanita. Kebaya ini berasal dari Bahasa Arab Abaya yang artinya adalah pakaian.
Kebaya ini pada umumnya dibuat dengan bahan tipis yang telah dipadukan dengan kain batik, songket, dan juga sarung.
Kebaya daerah Jawa Tengah ini mempunyai sebuah ciri khas tersendiri, umumnya berwarna hitam dan juga keemasan. Kebaya ini sangat cocok dipadukan dengan jarik bercorak batik khas Jawa.
Bahan batik yang dipakai pun terkenal dengan batik asli yang ditulis secara manual serta bukan merupakan batik yang menggunakan cap seperti batik jaman modern ini.
Menggunakan kebaya harus lengkap dengan beberapa atribut-atributnya. Berikut ini adalah kelengkapan dari kebaya :
Pakaian atasan yang berupa kebaya, kemben, stagen, dan juga kain tapih pinjung.
Bawahannya berupa kain jarik berbagai corak khas daerah Jawa Tengah.
Konde yang telah dihiasi dengan bunga melati pada bagian atasnya.
Berbagai macam tambahan aksesoris misalnya cincin, kalung, gelang, subang, dan juga kipas.
Penggunaan dari kebaya ini harus diatur sedemikian rupa yang telah disesuaikan dengan status sosial orang tersebut.
Seiring dengan berjalannya waktu, kebaya ini tidak pernah kehilangan peminat. Kebaya ini telah menjadi saksi dari perkembangan Indonesia sejak zaman dahulu sampai sekarang ini.
Pasalnya kebaya ini akan teris mengikuti perkembangan zaman dari tahun ke tahun. Dengan demikian kebaya dapat bertahan sampai zaman sekarang ini.
2. Jawi Jangkep atau Jawa Lengkap
Jawi Jangkep atau Jawa Lengkap adalah salah satu pakaian adat yang telah dikhususkan untuk pria. Jawi Jangkep ini terdiri dari 2 macam yakni :
a. Jawi Jangkep, Jawi janggep ini biasa dipakai pada saat acara formal dan juga acara resmi saja dengan menggunakan atasan yang berwarna hitam.
b. Jawi Jangkep Padintenan, Jawi jangkep padintenan ini dapat dipakai dalam kegiatan sehari-hari dengan menggunakan atasan yang berwarna selain hitam.
Pada saat menggunakan jawi jangkep harus lengkap dengan atribut-atributnya. Berikut ini adalah kelengkapan dari atribut jawi jangkep :
- Pakaian atasan yang berupa baju beskap pada umumnya mempunyai motif Bunga dengan bagian belakang yang jauh lebih pendek.
- Bawahan berupa kain jarik yang kemudian dililitkan pada ikat pinggang yang sudah tersediakan.
- Penutup kepala yang berupa blangkon atau destar.
- Wangkingan atau keris.
- Ikat pinggang yang berupa lerep, epek, dan juga timang.
- Bunga melati yang dililitkan pada bagian leher.
Pakaian adat yang satu ini masih sangat dijaga kelestariannya. Bahkan pada saat acara-acara tertentu banyak yang masih menggunakan Jawi Jangkep tersebut.
3. Kanigaran
Kanigaran adalah salah satu pakaian adat yang diperuntukan untuk para golongan bangsawan yang terbuat dari bahan beludru. Pada umumnya kanigaran ini mempunyai warna hitam.
Penggunaan dari kanigaran ini telah dilengkapi dengan kain dodot atau kampuh sebagai bawahannya.
Pakaian adat ini juga biasa sering dipilih oleh para calon pengantin. Karena kanigaran ini mempuyai nilai dan juga arti yang sangat tinggi dan kental.
Kanigaran ini sendiri telah merujuk pada dandanan khusus pengantin dari keluarga kerajaan di Kesultanan Ngayogyakarta yang biasa disebut dengan paes ageng kanigaran.
Riasan ini dipersilahkan untuk digunakan oleh masyarakat umum pada masa pemerintahan Sultan HB IX.
Namun dari si perias harus sudah mengerti dan juga terlatih dalam melakukan riasan tersebut. Perias juga harus menggerti cara menggunakan dan apa saja aksesoris yang harus digunakan.
Karena kanigaran ini sendiri mempunyai aturan khusus tersendiri yang harus dilaksanakan oleh perias tersebut.
4. Basahan
Basahan merupakan salah satu pakaian adat yang dipakai oleh pengantin wanita. Besahan ini sendiri berasal dari warisan kebudayaan Maratam.
Sama halnya dengan kanigaran, besahan ini juga telah merujuk pada dandanan khusus pengantin dari keluarga kerajaan di Kesultanan Ngayogyakarta yang biasa disebut paes ageng kanigaran.
5. Surjan
Surjan adalah salah satu pakaian adat dari daerah Jawa Tengah yang berupa kemeja atasan. Sama halnya dengan Jawi Jangkep, surjan ini juga jenis pakaian yang dikhususkan untuk pria.
Surjan ini sendiri berlengan panjang dengan kerah tegak dan juga terbuat dari kain bermotif lurik atau bunga.
Menurut sejarah, surjan ini sudah ada sejak zaman Mataram Islam yang telah diciptakan pertama kali oleh Sunan Kalijaga.
Surjan sendiri mempunyai beberapa kancing yang terpasang di bagian kerah, dada kanan, dan dada kiri, serta dada dekat perut yang mempunyai jumlah kancing berbeda di setiap tempatnya.
Jumlah dari kancing tersebut mempunyai arti sendiri, berikut ini adalah arti dari jumlah kancing tersebut :
Pada bagian kerah terdapat 6 buah kancing yang dapat melambangkan 6 rukun iman.
Pada bagian dada kiri dan dada kanan terdapat 2 buah kancing yang dapat melambangkan nafsu manusia harus dapat dikendalikan.
Penggunaan surjan dahulunya terbatas pada bangsawan dan juga pada abdi keraton. Namun pada saat ini surjan banyak dipakai oleh rakyat biasa.
6. Beskap Jawa Tengah
Beskap merupakan salah satu pakaian adat untuk seorang laki-laki dari daerah Jawa Tengah yang awal mulanya adalah bagian dari jawi jangkep.
Namun dengan seiring perkembangan jaman beskap dan jawi jangkep biasa digunakan secara terpisah.
Beskap mempunyai warna yang sangat beragam, namun umumnya identik dengan warna gelap dan juga selalu polos.
Tekstur dari beskap ini tebal yang disertai dengan kerah baju yang tidak mempunyai lipatan. Pakaian adat ini mempunyai perbedaan dari segi ukuran potongan pada bagian depan yang tidak simetris.
Tujuan dari ketidaksimetrian tersebut yaitu untuk antisipasi penggunaan aksesoris keris yang mungkin cukup berat.
Kancing yang ada pada beskap terletak pada sisi kanan dan sisi kiri dengan pola yang dapat dibilang cukup unik yakni menyamping.
Pada umumnya beskap ini dipadukan dengan jarik yang mempunyai corak khas Jawa Tengah yang dipakai untuk menutupi kaki.
Terdapat pula 4 jenis berkap, yakni :
- Beskap gaya Yogya, adalah beskap yang merujuk pada pakem Keraton Kesultanan.
- Beskap gaya Solo adalah jenis beskap yang terinspirasi dari pakem budaya Keraton Kasunan.
- Beskap Landung adalah jenis beskap dengan bagian depan yang panjang.
- Beskap gaya Kulon.
7. Batik
Batik merupakan jenis pakaian adat dari daerah Jawa Tengah yang sangat mendunia. Batik ini sendiri terdiri dari berbagai macam motif.
Motif dari batik ini sendiri telah dipengaruhi oleh kondisi geografis dan juga budaya dari masyarakat setempat.
Batik yang berasal dari daerah pesisir pada umumnya lebih dinamis dalam pemilihan corak dan juga warnanya dibandingkan dengan dari daerah lain yang masih terpengaruh oleh budaya keraton.
Seiring dengan adanya perkembangan zaman moden dari pakaian batik pun kian beragam.
Dengan demikian banyak dari instansi-instansi yang telah menjadikan batik sebagai seragam. Mulai dari pemerintahan sampai instansi pendidikan sekalipun.
Bangga dengan adanya budaya dalam negeri bukan berarti akan tertinggal pula dengan persaingan global yang telah ada.
Baca Juga : Upacara Adat Jawa Tengah
8. Jarik
Jarik adalah sebuah kain yang telah bermotifkan batik dengan berbagai corak khas dari Jawa Tengah.
Bagi seseorang masyarakat Jawa Tengah, jarik mempunyai sebuah filosofi tersendiri yakni sebuah tingkatan dalam hidup.
Pada jaman dahulu jarik ini dapat digunakan oleh pria maupun wanita dalam kegiatan sehari-hari. Akan tetapi dengan seiring berkembangan zaman jarik sudah mulai di tinggalkan.
Walaupun tetap ada, sekarang jarik mungkin masih digunakan oleh para nenek dan juga pada saat acara tertentu saja.
9. Sinjang atau Dodot
Sinjang atau dodot adalah sebuah kainbatik panjang yang dipakai untuk menutup badan yang bagian bawah.
Keberadaan dari pakaian adat ini juga tak terlalu penting namun juga selalu dibutuhkan.
Sinjung adat dodot ini sudah jarang sekali untuk diketahui oleh para generasi muda masa kini karena penggunaannya juga sudah jarang sekali.
10. Kemben
Kemben merupakan salah satu pelengkap dari sebuah pakain adat. Kemben ini sendiri dipakai untuk menutup dada seorang wanita.
Kemben ini terbuat dari kain panjang yang dililitkan dar daerah dada sampai bawah pinggul.
Kemben ini tidak akan terlihat, karena penggunaannya di dalam pakaian adat Jawa Tengah lainnya.
11. Stagen
Stagen ini juga adalah salah satu pelengkap dari sebuah pakaian adat saja. Stagen ini berupa gulungan kain yang panjang yang biasa juga digunakan di bagian dalam.
Stagen ini biasa dipakai untuk menahan jarik agar tidak melorot atau jatuh serta dapat juga dipakai untuk terapi perut agar perut tidak buncit.
Pada saat ini stagen sudah sangat sulit untuk ditemukan. Dengan demikian penggunaan dari stagen ini jadi sangat jarang dan juga hanya beberapa saja yang menggunakannya.
12. Kain Tapih Pinjung
Kain tapih pinjung ini merupakan salah satu kain yang dipakai pada bagian pinggang dengan cara melilitkannya dari kiri ke kanan mulai perut sampai pinggang.
Kain tapih pinjung ini terbuat dari kain jarik yang bermptif batik yang dipakai untuk menutupi stagen agar tidak terlihat.
Kain tapih pinjung ini hanya dapat dijadikan sebagai penambah dari berpakaian adat khususnya yaitu untuk pakaian adat Jawa Tengah.
San juga tidak ada salahnya jika kita tetap membudidayakan peninggalan nenek moyang ini.
13. Blankon
Sama halnya dengan kemben dan juga stagen yang hanya menjadi sebuah pelengkap, blangkon ini juga hanya sebagai pelengkap dari sebuah pakaian adat.
Blankon ini sendiri merupakan penutup kepala yang terbuat dari kain yang sudah diikat. Pada umumnya blankon bercorak larik.
Blankon ini memiliki fungsi untuk menyembunyikan rambut yang panjang. Konon katanya rambut panjang ini adalah aib, maka kita harus selalu menyembunyikan aib tersebut dengan blankon.
Terdapat juga monjolan dari kain yang dibundel pada bagian belakang blankon. Monjolan ini adalah menjadi ciri khas dari blankon itu sendiri.
Terdapat pula 2 ikatan pada bagian belakang blankon yang telah diikat dengan kuat. Dua ikatan ini dapat diibaratkan dua kalimat syahadat dan juga telah diikat kuat mempunyai arti bahwa seseorang harusnya mempunyai pendirian yang kuat.
14. Kuluk
Kuluk ini adalah salah satu pelengkap dari sebuah pakaian adat yang mempunyai fungsi hampir sama dengan blankon yakni menutupi kepala.
Hanya saja kuluk ini umumnya digunakan oleh laki – laki pada saat acara pernikahannya.
Pada zaman dahulu kuluk ini biasa dipakai oleh banyak raja- raja untuk menghadiri berbagai upacara kerajaan.
Oleh sebab itu, kuluk ini hanya dipakai pada saat acara tertentu saja dan juga tidak semua orang dapat menggunakan pakaian adat satu ini.
15. Keris
Keris ini memang bukan termasuk ke dalam pakaian adat, namun keris adalah pelengkap paling utama yang harus ada di dalam penggunaan adat Jawa Tengah bagi seorang pria.
Serasa ada yang kurang jika tidak menggunakan keris sebagai sebuah perhiasannya. Keris ini dapat digunakan hanya sebagai hiasan yang diletakkan pada bagian punggung.
Karena hanya sebagai hiasan, jadi keris ini bukan suatu keris yang asli dan juga tajam. Hanya saja sepotong kayu yang telah diukir hampir menyerupai keris sungguhan dan juga dikemas dengan tempat keris sungguhan.
Keberadaan dari keris ini tentunya telah membuat adat jawa menjadi sangat unik. Hanya saja pada saat ini sudah sangat jarang untuk menemukan orang yang menggunakan pakaian surja dan keris dalam kehidupan sehari-hari.
Pakaian Adat Jawa Tengah Pria dan Wanita
Selain itu perbedaan yang terdapat pada keunikan pakaian adat Jawa Tengah dan juga Yogyakarta, untuk adat pernikahan juga sedikit berbeda walaupun jika dilihat secara sekilas hampir sama.
Untuk tata rias pengantin busana solo atau Surakarta memiliki nilai filosofi yang tinggi. Untuk tata rias pengantin pria menggunakan baju beskap langen harjan dengan menggunakan blangkon dan juga batik wiron yang bermotid sidoasih prada.
Kemudian untuk baju adat wanita daerah Jawa Tengah ini telah menggunakan kebaya panjang klasik dari bahan bluduru warna hitam yang berhias sulaman benang keemasan bermotif bunga manggar, sedangkan pada bagian bawah pakaian wanita ini menggunakan kain motif batik sidoasih prada.
Tata riasnya sendiri menggunakan paes hitam pekat menghiasi dahi. Rambut dnegan ukel besar seperti bokor tengkurep berhias ronce melati tibo dodo dan juga tidak lupa diperindah dengan menggunakan perhiasan cundhuk sisir dan juga cundhuk mentul di bagian atas konde. Selain itu untuk solo putri, tata rias untuk pengantin juga terdapat solo basahan.
Sedangakn untuk tata rias dan juga busana untuk pengantin Yogyakarta ada beberatap style misalnya paes ageng atau kebesaran, paes ageng kanigaran, jogja putri, dan juga kesatrian. Yang paling sering yaitu jogja paes ageng.
Berbeda dengan busana pengantin jawa putri pengantin jogja paes ageng yang telah menggunakan dodot atau kampuh lengkap dengan perhiasan khusus.
Paes hitam yang telah digunakan terdapat sisi keemasan pada dahi, rambut sanggul bokor dengan gajah ngolig yang menjuntai indah.
Sedangkan untuk pengantin pria menggunakan kuluk menghiasi kepala, ukel ngore, atau buntut rumput yang telah menjuntai yang dilengkapi dengan sisir dan juga cundhuk mentul kecil.
Budaya Baju Adat Jawa Tengah dan Sekitarnya
Jika kita berbicara tentang budaya, selain dalam baju adat dan tata rias dalam proses pernikahan, setiap daerahnya juga memiliki beberapa budaya yang berbeda.
Akan tetapi dengan perbedaan budaya dan juga adat istiadat ini menjadikan setiap warga Negara Indonesia harus dapat menghormati sesame dan lebih menyatukan Indonesia.
Setelah tadi kita sudah melihat bagaimana perbedaan busana dari daerah di pulau Jawa khususnya yang berada di provinsi Jawa Tengah dan juga Yogyakarta, sekarang mari kita untuk melihat beberapa budaya yang ada di daerah Jawa Tengah, salah satunya yaitu budaya yang sangat lekat yakni kesenian.
Setiap daerah memiliki kesenian masing-masing terutama yaitu seni tari. Untuk daerah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan juga Yogyakarta hampir memiliki kesenian tari daerah yang hampir sama dan tentunya senada.
Namun ternyata ada beberapa perbedaan di dalamnya. Untuk tari-tarian di Jawa Tengah ini umumnya adalah suatu bentuk teater tari seperti wayang wong dan juga bedhana ketawang.
Dua tarian ini adalah tarian pusaka raja Jawa. Bedhaya ketawang adalah jenis tarian yang telah diciptakan oleh raja mataram ketiga, sultan agung, dengan latar belakang mitos percintaan raja mataram pertama dengan kanjeng ratu kidul dan juga tarian ini dilakukan oleh Sembilan penari.
Selain dengan adanya seni tari, di daerah Jawa Tengah ini juga terdapat kesenian wayang kulit. Meskipun tidak hanya di Jawa Tengah saja. Wayang kulit ini banyak sekali dipakai oleh orang-orang mulai dari seni pertunjukan hiburan, sampai dengan sebuah ceramah keagamaan.
Bahasa yang telah dipakai untuk pertunjukan wayang kulit ini tentu saja bahasa dari masing-masing daerah yang sangat kental akan budaya. Selain dengan adanya wayang kulit ini, di Jawa Tengah juga terdapat wayang kulit gagrag banyumasan dan juga wayang bocah.
Untuk wayang kulit Banyumasan ini hampir sama dengan wayang kulit namun memiliki ciri khas yang lebih pada sebuah teknik pembawaanya yang telah dipengaruhi oleh latar budaya masyarakat setempat yang mempunyai pola kehidupan tradisional yang agraris.
Sedangkan untuk wayang bocah di daerah Solo ini dimainkan oleh anak-anak, meskipun telah dimainkan oleh anak-anak namun kepiawaian di dalam memainkan wayang tidak kalah menarik oleh dengan yang dimainkan oleh para orang dewasa pada umumnya.
Kesimpulan
Pakaian adat Jawa Tengah yang terdiri dari kebaya, jawi jangkep, kanigaran, surjan, basahan, batik, beskap, sinjung atau dodot, jarik, kemben, kain tapih pinjung, stagen, kuluk, keris, dan juga blankon.
Sangat banyak sekali jenis pakaian adat daerah Jawa Tengah ini, maka kita sebagai masyarakat yang baik harus dapat menjaga kekayaan yang kita miliki tersebut dan harus dapat melestarikannya agar tidak punah.
Itulah beberapa jenis pakaian adat Jawa Tengah yang dapat anda ketahui. Kita sebagai warga Negara Indonesia yang baik seharusnya tetap menjadi nilai adat khususnya dibidang pakaian adat. Budidayakan dan juga kenali pakaian adat yang berada disekitar agar tidak hilang dan juga diakui oleh bangsa lain.
Baca Juga : Pakaian Adat Jawa Timur