Senjata Tradisional Indonesia – Pada sejak zaman dahulu, senjata sudah di pergunakan oleh beberapa nenek moyang kita. Tentu saja dengan senjata yang di pakai dahulutidak sama dengan senjata yang digunakan pada saat ini. Manusia dahulu, lebih terbiasa memakai kayu, batu, bambu, atau tulang binatang sebagai senjatanya.
Semakin lama, manusia juga lebih menjadi pandai untuk membuat senjata. Manusia mulai membuat senjata yang berasal dari logam misalnya besi, baja atau perunggu yang pada zaman dahulu masih memakai batu. Bantuk senjata ini sangat beragam sekali.
Jika di lihat dari sekilas, sepertinya senjata memang dapat terlihat mengerikan. Namun apabila senjata di pakai dengan tepat, maka senjata tersebut akan dapat memberi banyak manfaat untuk manusia. Misalnya saja di kenakan untuk berkebun, untuk membantu sehari-hari atau dapat juga sebagai peralatan rumah tangga.
Negara Indonesia sebagai salah satu Negara yang kaya akan adat budaya menjadikan semua itu semakin mempercantik bangsa ini. Budaya yang indah, unik dan juga terkadang tidak ada duanya di dunia ini. Salah satu yang dapat memperkaya adat budaya Indonesia yaitu adanya senjata tradisional.
Indonesia mempunyai beragam jenis senjata tradisional, dari semua provinsi yang ada di Indonesia, hampir dari semuanya mempunyai senjata khas daerah masing-masing. Bahkan tidak jarang pula di satu provinsi ada dua, tiga atau bahkan lebih senjata tradisionalnya.
Senjata tradisoonal ini juga berperan penting di dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Para pahlawan dahulu melawan bangsa asing dengan memakai senjata tradisional misalnya bambu runcing dan lainnya.
Table of Contents
34 Senjata Tradisional Indonesia
Berikut ini adalah penjelasan dari 34 senjata tradisional Indonesia dari sabang sampai merauke:
Senjata Tradisional Jawa Timur “Celurit”
Senjata tradisional Indonesia yang berasal dari provinsi Jawa Timur ini memiliki bentuk sangat unik. Senjata ini berbentuk layaknya sabit yang merupakan salah satu alat untuk pertanian. Nama dari senjata ini yaitu “Celurit”.
Walaupun dari bentuknya yang seperti sabit, ada beberapa hal yang membedakannya antara senjata celurit dan sabit.
Untuk senjata tradisional Jawa Timur memiliki bentuk yang lebih ramping dan juga mempunyai ujung yang lebih runcung. Celurit ini juga sangat tajam daripada sabit.
Senjata ini juga dapat dilengkapi dengan sarung atau penutup. Pada penutup celurit ini terdapat sebuah ukiran, ada yang sederhana dan juga ada pula ukiran yang memiliki nilai estetika tinggi.
Pada bagian ganggang dari senjata ini terbuat dari material kayu. Sedangkan untuk bagian mata pisaunya terbuat dari material logam besi maupun baja.
Senjata Tradisional Jambi “Badik Tumbuk Lada”.
Beralih ke provinsi Jambi yaitu senjata Badik Tumbu Lada. Bentuk dari senjata tradisional ini juga mirip dengan keris, namun mempunyai ukuran yang lebih pendek dan juga lebih kecil daripada senjata keris yang dikenakan untuk perang pada umumnya.
Untuk bentuk dari Badik Tumbuk Lada ini tidak selalu bergelombang seperti halnya keris. Ada juga beberapa Badik Tumbuk Lada Jambi yang berbentuk lurus. Pada bagian kepala terbuat dari material kayu maupun tanduk hewan.
Sedangkan untuk bagian pada pangkal senjata ini berbentuk menyerupai bulan sabit. Selain badik Tumbuh Lada, di provinsi Jambi ini juga terdapat beberapa senjata tradisional lainnya, seperti sejenis tombak, pedang maupun sumpit.
Senjata Tradisional Kepulauan Riau “Badik Tumbuk Lado”.
Nama dari senjata tradisional dari Kepulauan Riau ini hampir sama dengan nama senjata adat Jambi. Senjata ini bernama “Badik Tumbuk Lado”. Meskipun mempunyai nama yang hampir sama dengan senjata Jambi, bentuk dari senjata ini cukup berbeda dari Badik Tumbuk Lada.
Bentuk dari senjata ini hampir sama dengan belati. Ukuran panjang dari senjata yang berasal dari Kepulauan Riau antara lain 27 cm – 29 cm. sedangkan untuk lebar senjata ini yaiu 3,5 cm – 4 cm. umumnya yang memegang senjata tradisional ini yaitu seorang laki-laki.
Fungsi dari senjata Badik Tumbuk Lado yaitu untuk berburu dan juga melindungi diri, keluarga serta sanak saudata. Sekarang Badik Tumbuk Lado hanya sekedar dikenakan aksesoris pada pakaian adat Kepulauan Riau untuk seorang laki-laki.
Senjata Tradisional Sumatera Selatan “Trisula”.
Senjata tradisional keris Sumatera Selatan ada yang cukup menarik dari senjata tradisional dari Provinsi Sumatera Selatan ini. Dari beberapa jenis senjata dari Sumatera Selatan, ada sebuah senjata yang sangat unik.
Senjata ini yaitu Trisula. Trisula ini adalah jenis tombak yang memiliki 3 mata.
Tombak trisula dari Sumatera Selatan ini bukan merupakan tombak yang biasa. Karena bentuk dari tombak ini sama seperti senjata yang dikenakan oleh Dewa Neptunus. Dewa Neptunus ini adalah dewa air dalam mitologi Romawi Kuno.
Hal ini telah terlihat sangat jelas pada gambaran dari karakter Dewa Neptunus pada Spongebob Squearepants, Fairytale Disney Ariel dan lainnya.
Fungsi dari tombak trisula Sumatera Selatan ini tidak sama dengan tombak Dewa Neptunus yang dapat mengeluarkan petir. Melainkan hanya dipakai untuk menyerang dari kejauhan. Untuk bentuk dari ujung tombak trisula ini sama halnya dengan Dewa Neptunus.
Pada bagian tengah lebih tinggi daripada kedua sisi dari mata tombak tersebut. Selain mitos tentang tombak Dewa Neptunus, bentuk ujung dari mata tombak ini hampir sama dengan lafadz Allah pada hurup arab.
Senjata Adat Bangka Belitung “Siwar Panjang”.
Senjata Tradisional Indonesia yang dikenakan di provinsi Bangka Belitung yaitu sejenis senjata pedang. Pedang pada daerah Bangka Belitung dapat disebut dengan siwar panjang.
Bentuk dari pedang ini sangat panjang dan juga mempunyai ujung yang runcing. Pada ujung pedang yang runcing ini hanya pada satu sisi. Sementara itu untuk sisi yang lain berbentuk lurus.
Bagian dari gagang senjata ini melengkung. Pada bagian ujung gagang senjata, jika dapat diperhatikan dengan seksama berbentuk menyerupai dengan kepala burung.
Selain itu, sarung atau penutup dari siwar panjang juga sangat unik. Penutup ini berbentuk seperti tongkat biasa. Jika dapat dilihat secara keseluruhan, pedang ini berupa layaknya pedang biasa dengan ujung kepala burung.
Senjata Tradisional Riau “Pedang Jenawi”.
Senjata Tradisional Riau ini terdapat sebuah jenis pedang yang dikenakan oleh para panglima kerajaan untuk berperang. Senjata ini yaitu pedang Jenawi. Pedang Jenawi Riau ini memiliki bentuk yang sangat ramping dan juga lurus.
Ciri lain dari pedang Jenawi Riau ini yaitu mempunyai sebuah tonjolan kecil pada bagian ujung gagang pedang. Panjang dari pedang ini pada umumnya mencapai kurang lebih 1 meter,
Bentuk dari penutup pedang Jenawi Riau ini yaitu berbentuk persegi panjang. Penutupnya juga memiliki ukuran ramping sama seperti pedang Jenawi Riau pada umumnya. Selain pedang Jenawi, di daerah provinsi Riau juga terdapat senjata lain.
Akan tetapi, hanya jenis senjata adat ini sangat khas akan budaya Riau. Sementara itu untuk jenis senjata lain hampir sama dengan jenis senjata pada daerah lainnya.
Senjata Tradisional Aceh “Rencong”.
Salah satu senjata yang berasal dari provinsi Aceh yang terkenal yaitu Rencong. Senjata khas Aceh yang satu ini ialah sejenis belati. Ciri khas dari rencong Aceh yaitu kepemilikan atas senjata ini.
Pada dasarnya, senjata ini memiliki sebuah kasta yang telah terbagi antara jenis material pada mata pisau. Kasta yang tertinggi dari rencong memiliki material emas pada mata pisau. Pada kasta rencong yang rending ini terbuat dari kuningan maupun besi putih.
Kepemilikan dari rencong kasta tertinggi atau emas ini yaitu para raja. Semantara itu untuk rakyat biasa hanya diperbolehkan mempunyai rencong kasta bawah atau rencong besi.
Baik itu dari segi emas maupun rencong besi memiliki ukuran panjang yang hampir sama yakni mulai dari 10 cm – 50 cm. Bentuk dari mata pisau ini ada yang lurus dan juga ada pula yang melengkung. Bentuk dari rencong Aceh ini dapat dibilang sangat unik. Sekilas senjata ini berbentuk seperti huruf L.
Selain dengan kasta, rencong ini juga telah terbagi atas bentuk dari ujung gagangnya. Ada yang ujung dari gagang ini berbentuk melengkung yang dapat disebut dengan rencong Meuncugek.
Sedangkan itu untuk rencong yang mempunyai gagang kecil dan juga ujung gagang rencong besar dapat disebut dengan rencong Meupucok.
Senjata Tradisional Sumatera Utara “Piso Gaja Dombak”.
Provinsi Sumatera Utara yang sangat identic dengan kebudayaan batak ini mempunyai sebuah senjata tradisional Indonesia yang bernama Pisang Gaja Dombak.
Keunikan dari senjata ini yaitu terletak pada bagian tangkai. Tangkai dari Piso Gaja Dombak ini memiliki suatu ukiran yang berbentuk seperti Gajak.
Untuk suku batak, senjata ini telah dianggap sangat sakral. Sebab seluruh suku batak telah percaya bahwa senjata dari daerah ini memiliki kekuatan spiritual.
Hanya para raja-raja yang memiliki senjata ini. Lalu diwariskan secara turun temurun sampai sekarang ini. Sang pewaris juga dapat selalu menjaga Piso Gajah Dombak ini dengan baik. Sehingga masih saja utuh dan juga terlihat masih tajam.
Dengan adanya keberadaan dari senjata adat Indonesia ini, kita dapat mengetahui dengan mudah tentang latar belakang suatu keluarga. Jika dalam keluarga tersebut menyimpan senjata ini dapat berarti memiliki darah keturunan raja.
Senjata Tradisional Sumatera Barat “Karih”.
Senjata yang berasal dari provinsi Sumatera Barat ini memiliki beberapa nilai seni yang cukup tinggi. Senjata ini bernama karih. Senjata Karih Sumatera Barat ini adalah salah satu senjata yang tergolong ke dalam belati.
Nilai estetika dari karih Sumatera Barat ini biasa terletak pada gagang belati dan juga pada penutupnya. Pada bagian ujung gagang garih ini terdapat ukiran yang tampak bersinar. Begitu pula dengan bagian bawah penutup karih yang juga terdapat beberapa ukiran.
Dengan beberapa warna gagang dan juga penutup yang berwarna hitam, dapat dipadukan dengan warna mata pisau yang putih terlihat sangat kontras. Hal ini dapat menyebabkan senjata Karih Sumatera Barat ini sangat mempesona.
Bentuk dari Karih ini pada umumnya melengkung mulai dari ujung mata pisau sampai bagian bawah gagang karih. Sampai membentuk layaknya bulan sabit.
Pada ujung gagangnya memiliki sebuah lingkaran. Senjata ini pada umumnya dimiliki oleh para raja Minangkabau. Dengan adanya senjata ini, para raja Minangkabau dapat menjaga diri sendiri dari berbagai macam serangan yang dapat mengancam nyawanya tersebut.
Senjata Tradisional DKI Jakarta “Golok”.
Senjata khas daerah DKI Jakarta yang paling terkenal yaitu senjata golok. Dengan menjadi pusat ibukota, kebudayaan dari Jakarta yang khas dengan adanya suku Betawi ini juga sangat populer.
Walaupun dari keberadaan budaya Betawi ini sendiri cukup memprihatinkan. Budaya Betawi seolah tersisih dari kemodernisasian kota megapolitan.
Budaya Betawi ini sendiri hanya terdapat pada suatu kompleks kampung wisata Betawi setu babakan. Pada destinasi wisata ini dapat juga dijumpai golok yang merupakan salah satu senjata khas Betawi.
Bentuk dari senjata ini sangat sederhana jika kita bandingkan dengan senjata dari berbagai macam suku lainnya. Pada golok Jakarta ini tidak terlalu panjang dan juga tidak terlalu pendek, hanya saja sekitar kurang lebih 50 cm.
Pada zaman dahulu setiap orang Betawi pasti memiliki sebuah golok minimal 1 buah golok dalam satu rumah.
Fungsi dari golok ini pun hanya sebagai pelindung diri. Sekarang golok hanya dapat dijadikan sebagai salah satu aksesoris pada pakaian tradisional adat Betawi.
Terkadang juga, golok Betawi dipakai pada suatu pertunjukan seni tradisional, seni bela diri dan juga modern.
Senjata Tradisional Jawa Barat “Kujang”.
Senjata dari daerah Jawa Barat ini juga memiliki nilai estetika tinggi sama halnya dengan senjata dari provinsi Sumatera Barat, yaitu senjata Karih. Sedangkan untuk senjata di Jawa Barat bernama Kujang. Kujang Jawa Barat ini telah termasuk ke dalam jenis pisau belati.
Bentuk dari Kujang ini sangatlah untuk hampir menyerupai simbol api pada sebuah mitos kuno. Simbol api ini juga biasa dijumpai pada beberapa anime, film China, Korea sampai Hollywod.
Selain dengan bentuk Kujang Jawa Barat yang unik ini, tekstur mata pisau sangat estetis. Karena pada sebelah bagian terdapat suatu ukiran dan juga bagian yang lain polos. Untuk ukiran pada mata pisau ini menyerupai dengan motif batik. Kemudian juga terdapat beberapa lubang hitam.
Sementara itu untuk sarung kujang Jawa Barat ini begitu sederhana. Hanya saja terbuat dari sebuah material yang memiliki karakteristik seperti kain. Umumnya berwarna hitam.
Senjata Kujang Jawa Barat ini umumnya hanya dikenakan sebagai aksesoris pakaian adat maupun hyanya sekedar koleksi.
Senjata Tradisional Banten “Golok Ciomas”.
Senjata dari provinsi Banten ini sangat unik, namun memiliki kesan yang sedikit menyeramkan. Senjata ini yaitu golok ciomas Banten. Jika dilihat sekilas golok ini memiliki bentuk seperti Kujang. Akan tetapi, pada golok ciomas ini tidak terdapat kesan yang estetika apapun.
Tekstur yang ada pada mata pisau ini sangat tidak teratur dan juga terasa bergelombang ketika dipegang. Hal inilah yang telah menjadikan golok ciomas ini memiliki kesan sedikit menyeramkan.
Menurut beberapa kepercayaan oleh warga setempat, golok ciomas ini memang memiliki aura mistik yang sangatlah kuat.
Pada bagian sisi golok ciomas ini terdapat beberapa lubang. Pada salah satu sisi golok ciomas ini hanya terdapat sebuah lubang. Lubang inilah yang dapat menyerupai mata.
Jika dilihat dari sekilas bagian ujung golok ciomas ini berbentuk seperti kepala hewan yang memiliki paruh runcing.
Golok ciomas ini memiliki 2 buah jenis ukuran, yakni besar dan juga kecil. Pada masa kolonial golok ciomas ini dikenakan sebagai salah satu senjata untuk mengusir bangsa Belanda. Oleh karena itu ketajaman dari golok ciomas ini tidak perlu untuk diragukan lagi.
Senjata Tradisional Jawa Tengah “Keris & Ketapel”.
Salah satu senjata tradisional daerah Jawa Tengah yaitu senjata Ketapel. Di dalam bahasa Jawa dapat disebut dengan plinteng. Senjata tradisional Indonesia ini yaitu salah satu senjata yang masih secara bebas dipakai sampai sekarang ini.
Pada umumnya biasa dikenakan oleh anak-anak untuk media bermain. Bahkan di beberapa lapak dan juga took mainan telah menjual ketapel atau plinteng ini.
Senjata ini hanya berupa ranting pohon kecil yang telah bercabang 2. Pada masing-masing kedua sisi cabang ranting ini dapat diitkan dengan karet. Kemudian pada kedua ujung karet yang tidak terikat digabung dengan potongan ban bekas maupun kulit hewan.
Pemakaian dari ketapel atu plinteng ini bukan hanya di kalangan anak-anak. Akan tetapi pada orang dewasa pun juga sering sekali memakai senjata ini untuk berburu, umumnya yaitu untuk berburu burung. Plinteng di Jawa Tengah ini, termasuk ke dalam jajaran senjata yang sangat aman dan juga tidak berbahaya.
Selain itu juga tidak memiliki aura mistik apapun. Sehingga untuk semua orang tanpa terkecuali diperbolehkan untuk mempunyai dan juga memakai senjata ini.
Senjata Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta “Keris”.
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki kebudayaan keraton yang masih saja bertahan sampai sekarang ini. Untuk senjata khas keraton yaitu senjata keris. Ada berbagai macam keris Jawa mulai dari yang terkecil sampai terbesar. Senjata ini sudah dianggap sangat keramat.
Umumnya pada setiap keris telah dianggap memiliki suatu jiwa yang berupa golongan jin. Konon pada sebagain besar orang yang telah membuat keris memiliki kekuatan spiritual yang tinggi. Orang yang telah membuat keris dapat disebut dengan empu.
Fungsi dari keris dari zaman dahulu sampai sekarang ini yaitu sama, begitu pula dengan cara perawatannya. Keris ini dapat menjadi benteng atau perlindungan diri sendiri dari segara bahaya. Kemudian keris ini juga dapat dijadikan sebagai aksesoris pakaian adat laki-laki.
Setiap keris memiliki nama tersendiri. Untuk cara perawatan keris harus dilaksanakan secara intensif. Pada setiap hari jumat harus dimandikan dengan bunga atau mandi kembang.
Untuk penyimpanan keris ini harus juga diperhatikan dan tidak boleh sembarangan. Tempat penyimpanan terbaik untuk keris ini yaitu pada sebuah peti atau lemari.
Senjata Tradisional Kalimantan Timur “Mandau”.
Senjata tradisional yang paling terkenal dari daerah provinsi Kalimantan Timur yaitu senjata Mandau. Senjata tradisional ini berbentuk pedang, namun dapat diyakini memiliki kekuatan gaib. Ciri khas dari senjata Mandau Kalimantan Timur ini terletak pada gagang pedangnya.
Pada ujung bawah dari gagang pedang ini terdapat ukiran yang berupa hiasan burung Enggang. Kemudian pada ukiran ini terdapat rambut manusia asli.
Bentuk dari mata pedang ini terlihat ramping pada bagian bawah. Namun untuk bagian tengah dan juga ujung mata pedang jauh lebih besar.
Pada satu sisi pedang ini terdapat suatu ukiran yang juga telah dihiasi dengan lubang-lubang. Untuk sarung pedang mempunyai sebuah tali untuk dapat mengikat pedang ke tubuh.
Pedang Mandau ini terdapat 2 buah jenis, yakni Mandau biasa dan juga Mandau Tampilan. Untuk pedang Mandau biasa ini dikenakan di dalam sehari-hari, baik itu untuk berburu maupun aktivitas rutin lainnya.
Sedangkan untuk pedang Mandau Tampilan ini dikenakan sebagai senjata perang dan juga upacara adat.
Senjata Tradisional Kalimantan Barat “Dohong”.
Pada provinsi Kalimantan Barat ini memiliki sebuah senjata yang sangat kuno, yakni Dohong. Senjata ini telah tergolong ke dalam jenis pisau belati. Tetapi Dohong Kalimantan Barat ini memiliki bentuk unik.
Sekilas untuk bentuk dari Dohong Kalimantan Barat ini sangat mirip dengan ujung mata tombak. Keunikan lain dari Senjata Tradisional Kalimantan Barat ini masih saja digunakan sampai sekarang ini.
Pada zaman dahulu Dohong Kalimantan Barat ini dipakai untuk perang, memotong tali pusar, berburu dan juga aktivitas adat lainnya.
Sekarang Dohong ini hanya dapat dipakai untuk menyembelih hewan dan juga upacara adat maupun hanya untuk sekedar koleksi. Hanya kepala suku yang dapat mempunyai Dohong ini. Kepala suku ini memiliki sebutan sebagai pirus.
Senjata Tradisional Kalimantan Utara.
Pada provinsi Kalimantan Utara memiliki suatu senjata jarak jauh yang sangat terkenal dan juga khas. Senjata ini yaitu senjata sumpit, senjata ini sangat identik dengan budaya suku Dayak Kalimantan Utara tersebut.
Cara pemakaian dari senjata ini yaitu dengan cara memasukkan peluru terlebih dahulu pada ujung sumpit, kemudian diarahkan ke target dan ditiup.
Bentuk dari senjata sumpit Kalimantan ini seperti halnya seruling yakni silinder bulat yang ramping. Akan tetapi untuk senjata ini jauh lebih panjang daripada seruling. Panjang dari sumpit Kalimantan Utara ini kurang lebih 1,5 cm sampai 2 m.
Senjata sumpit Kalimantan Utara ini mempunyai ketepatan yang sangat akurat. Kemudian untuk jarak dari tembakan sumpit ini sendiri dapat mencapai kurang lebih 200 m. ketika dikenakan, senjata ini tidak akan menimbulkan suara apapun.
Sehingga sumpit ini sangat baik sekali dikenakan untuk berburu. Untuk masyarakat Dayak Kalimantan Utara ini sendiri juga masih memakai sumpit untuk berburu di dalam hutan. Selain dengan untuk berburu, terkadang senjata ini dapat dijadikan sebagai mas kawin.
Senjata Tradisional Bengkulu “Keris”.
Nama dari senjata tradisional Bengkulu yaitu senjata keris. Namun untuk bentuk dari keris Bengkulu ini berbeda jauh dari karakter yang ada di keris Jawa yang sudah dikenal luas.
Sekilas untuk keris Bengkulu ini berbentuk seperti pisau, akan tetapi agak sedikit melengkung. Senjata adat ini juga tidak begitu panjang. Pada umumnya hanya sepanjang 13 ruas jari atau sepasang telapak kaki orang dewasa.
Pada zaman dahulu keris Bengkulu ini dikenakan oleh kepala adat berserta hulu balangnya ketika hendak perang, upacara adat dan juga dalam keadaan mendesak.
Berdasarkan dengan kepercayaan masyarakat Bengkulu, siapa saja yang berperang memakai keris ini akan dianggap pemberani. Sekarang keris Bengkulu ini hanya dapat dikenakan pada upacara adat Bengkulu saja.
Senjata Tradisional Lampung “Terapang”.
Naman senjata tradisional Lampung yaitu Terapang. Bentuk dari terapang ini hampir sama dengan keris Jawa. Namun pada senjata adat ini memiliki sebuah ciri khas yang sangat unik sekali.
Ciri khas dari terapang Lampung ini yaitu mempunyai bulu-bulu halus. Bulu-bulu halus yang terdapat pada terapang ini terbuat dari bahan kayu.
Jika hanya dilihat secara detail, bulu kayu ini dapat membentuk sebuah ukiran motif yang cukup apik dan tentunya artistik. Ada yang berbentuk burung, kepala orang dan juga lainnya. Setiap bentuk dari ukiran pada terapang lampung ini memiliki makna atau arti tersendiri.
Senjata Tradisional Kalimantan Tengah “Lonjo”.
Provinsi Kalimantan Tengah ini sangat identik dengan senjata jarak jauh. Senjata ini bernama Lonjo. Senjata jenis tombak ini merupakan jenis senjata yang cukup mematikan. Untuk tombak dari Kalimantan Tengah ini cukup istimewa. Karena senjata ini memiliki dua fungsi.
Untuk mata tombak yang sangat tajam. Umumnya dikenakan sebagai senjata perburuan jarak dekat. Masyarakat Dayak Kalimantan Tengah ini sendiri umumnya melapisi ujung tombak dengan racun yang telah diambil dari pelepah pohon. Beberapa musuh pun dapat dengan mudah dilumpuhkan.
Pada gagang tombak, sudah dilengkapi dengan sebuah tangkai panjang yang berlubang dan juga dapat dilepas. Tangkai ini memiliki fungsi khusus ketika hendak dilepas, yakni dapat dikenakan pula sebagai sumpit.
Karena itulah senjata ini adalah salah satu dari senjata dual fungsi. Tombak Lonjo untuk senjata jarak dekat. Sedangkan senjata sumpit yaitu sebagai senjata jarak jauh.
Senjata Tradisional Kalimantan Selatan “Talimpang”.
Untuk jenis senjata yang berasal dari provinsi Kalimantan Selatan ini bukan merupakan jenis senjata yang dapat dipakai untuk berperang. Namun hanya dapat dikenakan untuk melindungi diri pada saat perang. Senjata ini yaitu Talimpang.
Material yang dapat dipakai untuk dalam pembuatan perisai talimpang Kalimantan Selatan ini yaitu jenis kayu biasa yang tidak terlalu berat dan juga cukup ringan.
Akan tetapi sangat kuat untuk menangkis berbagai macam serangan. Perisai Telawang ini juga sangat awet dan juga dapat bertahan selama beberapa abad atau ratusan tahun.
Panjang dari perisai ini kurang lebih 1 m sampai 1,5 m. sedangkan untuk lebar perisai yaitu 30-50 cm. kemudian perisai ini memiliki ukiran-uiran yang sangat apik dan juga khas akan budaya Dayak.
Motif yang pada umumnya dijadikan sebagai ukiran perisai yaitu hewan mitologi dari kebudayaan Dayak, misalnya burung tingang.
Senjata Tradisional Nusa Tenggara Barat “Sumpit”.
Senjata adat Nusa Tenggara Barat ini hampir sama dengan senjata sumpit dari Kalimantan Utara yakni pemakaiannya dengan cara ditiup. Tetapi untuk senjata dari Nusa Tenggara Barat ini memiliki ukuran yang lebih kecil. Senjata ini yaitu Tulup.
Material yang dikenakan dalam pembuatan Tulup Nusa Tenggara Barat yaitu kayu pohon meranti. Lalu, pada bagian tengah dilubangi. Pada zaman dahulu senjata Tulup ini dipakai untuk berburu.
Bahkan untuk sekarang pun juga masih menjadi senjata yang ampuh untuk berburu. Karena sebagian besar penduduk Nusa Tenggara Barat masih saja mempertahankan cara bertahan hidup tradisional, yakni dengan cara berburu di hutan maupun di sungai.
Peluru yang umumnya dipakain seperti lidi atau ranting pohon yang tajam, pelapah pohon enau yang dimana bentuknya seperti mata panah dan lain-lain. Pada peluru umumnya dilapisi dengan racun alami. Racun ini dapat dibuat dari pelepah pohon tatar.
Senjata Tradisional Nusa Tenggara Timur “Sundu”.
Senjata dari daerah provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu sebuah senjata keris yang dapat disebut dengan Sundu. Walaupun telah termasuk ke dalam jenis keris, perbedaan antara sundu dengan keris ini sendiri sangat mencolok. Namun nampak terlihat dari mata pisaunya.
Mata pisau dari Sundu ini yaitu lurus dan melengkung. Pada mata pisau dan juga penutup terdapat ukiran yang merupakan ciri khas dari budaya daerah Nusa Tenggara Timur. Beberapa motif ukiran yang terdapat pada mata pisau biasanya memakai motif burung.
Senjata ini sudah termasuk ke dalam jajaran senjata nusantara yang sangat dianggap sakral. Penyimpanan dan juga kepemilikan dari senjata ini juga memiliki aturan tersendiri.
Senjata Tradisional Bali “Wedhung”.
Ada beberapa jenis senjata tradisional nusantara yang sama, yakni senjata Wedhung. Senjata ini terdapat 2 jenis yakni Wedhung Bali dan juga Wedhung Cirebon. Senjata ini sudah tergolong ke dalam jenis belati. Bentuk dari Wedhung Bali dan juga Wedhung Cirebon ini sangatlah mirip.
Untuk dapat membedakan antara kedua wedhung ini yaitu dari mata pisaunya. Mata pisau dari wedhung Cirebon ini tidak ada dan juga terkesan cukup polos. Sedangkan untuk mata pisau dari wedhung Bali memiliki motif-motif yang sangat apik.
Jika dilihat dari jenis material dari wedhung ini terbuat dari logam. Sedangkan untuk sarung atau penutupnya terbuat dari kayu.
Senjata Tradisional Maluku Utara “Salawaku”.
Senjata perang yang berasal dari provinsi Maluku Utara yaitu senjata Parang dan juga Salawaku. Untuk Parang merupakan jenis senjata perang.
Hal yang istimewa dari Parang yaitu dari segi ukurannya. Karena ukurannya itu, Parang Maluku Utara ini tidak dapat dikategorikan sebagai pedang. Akan tetapai juga bukan termasuk ke dalam belati. Panjang dari pedang ini sekitar 90-100 cm.
Sedangkan untuk senjata salawaku yaitu perisai. Desain dari salawaku ini cukup baik, karena memiliki hiasan yang cantik. Motif hiasan ini juga bukan ukiran, melainkan ditempel. Umumnya memanfaatkan kerang.
Senjata Tradisional Maluku “Tombak Kalawai”.
Salah satu senjata tradisional yang berasal dari provinsi Maluku ini sangat unik yaitu tombak Kalawai. Mata tombak dari Kalawai ini sama halnya dengan tombak trisula yang memiliki 3 mata pisau.
Walaupun memiliki 3 buah mata pisau, untuk susunan dari tombak ini tidak sama seperti halnya tombak trisula maupun tombak Dewa Neptunus. Melainkan berbentuk seperti kurungan. Fungsi dari senjata ini untuk berburu di sungai.
Senjata khas dari provinsi Maluku ini juga terdapat pada daerah Maluku Utara. Karena kedua provinsi ini masih termasuk ke dalam satu wilayah. Kebudayaan adat istiadatnya pun sama.
Senjata Tradisional Papua “Panah”.
Senjata khas yang berasal dari provinsi Papua ini tidak ada nama khusu. Karena senjata adat ini hanya disebut dengan busur dan panah. Untuk busurnya ada yang istimewa, karena memiliki 5 buah lubang panah. Jadi di dalam sekali memanah dapat langsung memakai 5 buah panah.
Panah yang ada pada senjata adat ini terbuat dari bambu. Sedangkan untuk busurnya terbuat dari pohon rotan. Senjata ini dipakai untuk berburu dan juga berperang.
Senjata ini juga masih dipakai sampai sekarang ini. Hampir sama dengan senjata pada umumnya. Pada ujung mata panah senjata ini juga telah diolesi dengan racun. Racun yang dipakai diambil dari getah pohon sembaru.
Senjata Adat Papua Barat.
Senjata yang berasal dari provinsi Papua Barat ini sangat identik dengan budaya khas Papua. Senjata adat ini yaitu sejenis belati. Bentuk dari belati ini juga sangatlah unik. Sayangnya penduduk dari Papua tidak memberikan nama khusus untuk senjata etnik ini.
Pembuatan dari senjata ini sepenuhnya memakai burung kasuari. Spesies dari burung kasuari ini adalah salah satu hewan yang memiliki habitat asli di wilayah Papua. Tulang aki burung ini dipakai sebagai mata pisau. Sedangkan untuk bulunya dikenakan sebagai hiasan pada gagang pisau.
Dengan adanya hiasan bulu burung kasuari, belati akan terkesan sangat ernik dan juga khas dengan Papua Barat. Di Papua Barat juga dapat memanfaatkan burung kasuari untuk berbagai macam kepentingan adat, baik itu senjata maupun pakaian sampai aksesorisnya.
Senjata Adat Sulawesi Utara “Pedang Bara Sangihe”.
Ada sebuah senjata dari daerah provinsi Sulawesi Utara yang mempunyai bentuk unik. Senjata ada ini dapat disebut dengan Pedang Bara Sangihe. Pedang ini telah berasal dari suku Sangihe. Bentuk dari pedang ini sangat unik.
Pada kedua ujung pedang ini bercabang 2, baik itu pada gagang dan juga mata pisaunya. Tepat pada bagain tengah cabang mata pisau yang memiliki sebuah lubang.
Selain memiliki bentuk yang unik, pedang ini juga sangat istimewa. Di karenakan salah satu pahlawan nasional memakai pedang ini untuk melawan penjajah. Pahlawan ini yaitu Hengkeng U Nang.
Senjata Tradisional Sulawesi Selatan “badik lompo battang”.
Senjata tradisional yang berasal dari 34 Provinsi di Indonesia yang sangat artistik juga terdapat pada provinsi Sulawesi Selatan. Senjata ini yaitu Badik Lompo Battang.
Untuk nama dari senjata ini telah diambil dari bahasa Bugis, yang berarti perut. Sedangkan untuk arti dari Badik sendiri yaitu senjata.
Badik Lompo Battang Sulawesi Selatan ini sudah termasuk ke dalam jenis belati. Senjata dari Sulawesi Selatan ini memiliki bentuk yang sangat unik. Dari semua jenis senjata khas nusantara lainnya, hanya senjata ini yang memiliki nilai artistik yang paling tinggi.
Hal yang dapat terlihat dari hiasan batik Lompo Battang, naik itu pada pegangan sampai penutup badik. Pada penutup batik ini terdapat ukiran dengan berbagai macam motif, umumnya memakai motif tumbuhan. Kemudian juga terdapat hiasan yang seperti diamond.
Senjata Tradisional Sulawesi Barat “badik lawu”.
Senjata yang berasal dari provinsi Sulawesi Barat ini juga biasa disebut dengan Badik. Namun nama dari Badik ii yaitu badik lawu.
Bentuk dari Badik lawu ini hampir sama dengan Badik Lompo Battang. Hanya saja pada bagian ujung dari gagang badik lawu yaitu runcing, namun sedikit oval. Sedangkan untuk bentuk dari Badik Lawu yaitu pipih.
Penutup atau sarung yang ada di Badik ini sangat polos. Akan tetapi pada ujung bawah penutup memiliki sebuah ukiran yang sangat khas. Untuk badik ini memiliki sebuah mitos yang sangat aneh.
Keyakinan akan mitos ini termasuk ke dalam kategori kekerasan. Walaupun sebagian besar dari penduduk Sulawesi Barat masih mempercayainya, namun mitos ini sekarang dicekal.
Senjata Tradisional Sulawesi Tenggara “Keris”.
Di daerah Sulawesi Tenggara ini juga terdapat senjata yang berupa keris. Bentuk dari keris Sulawesi Tenggara dan juga Jawa adalah sama, yakni lurus dan bergelombang.nama dari keris ini yaitu Kawali.
Pada keris Sulawesi Tengara ini memiliki suatu keunikan yang berupa aturan-aturan di dalam pembuatan keris. Jumlah dari lengkungan keris harus berjumlah ganjil.
Bahan atau material dari pembuatan keris juga bukan merupakan material logam biasa dan juga sangat istimewa. Kawali ini dibuat dari batu meteor yang sudah mengeras. Untuk itu, keris ini tidak akan terdeteksi oleh metal detektor.
Senjata Tradisional Sulawesi Tengah “pasatimpo”.
Senjata yang satu ini tidak disebut dengan senjata Badik, karena senjata ini tak tergolong ke dalam jenis belati, melainkan sebuah pedang.
Senata ini yaitu Pasatimpo, untuk bentuk dari pedang pasatimpo ini sangat mirip dengan bentuk badik lainnya. Hanya saja memiliki ukuran yang lebih panjang.
Pada bagian penutup atau sarung pedang terdapat tali panjang. Bentuk dari pedang 9ini sangat polos sekali.
Fungsi dari pedang pasatimpo pada zaman dahulu dipakai untuk berperang dan juga memotong hewan. Sekarang pedang ini hanya berfungsi sebagai aksesoris dari pakaian adat Sulawesi Tenggara.
Senjata Tradisional Gorontalo.
Untuk senjata yang berasal dari Gorontalo ini sangat unik. Senjata ini sudah tergolong ke dalam jenis pedang. Akan tetapi memiliki bentuk yang jauh dari bentuk pedang pada umumnya.
Pada umumnya mata pedang memiliki ujung yang runcing, baik pada salah satu atau kedua sisinya tersebut. Berbeda halnya dengan pedang dari daerah Gorontalo yang disebut dengan Wamilo.
Ujung dari mata pedang Wamilo ini yaitu pipih. Meskipun pipih, akan tetapi pedang wamilo sangat tajam. Selain dengan berbentuk pipih, bentuk dari pedang ini juga sangat unik.
Jika dilihat sekilas pedang Wamilo ini terlihat sangat polos. Tetapi jika dipegang atau diperhatikan dari dekat, bagian penutup pedang ini memiliki ukiran.
Penutup
Itulah sedikit daftar dari senjata tradisional dari 34 provinsi di Negara Indonesia. Dengan beberapa faktor dinamika kebudayaan, fungsi dari senjata ini telah bergeser. Bahkan hampir tidak dipakai sama sekali dan juga hanya sekedar dijadikan sebagai aksesoris maupun bahan koleksi. Sekian dan terimakasih.