Kalian semua pasti sudah pernah mendengar dan mengetahui Kerajaan Majapahit bukan? Ya, sebab kerajaan Majapahit sendiri merupakan salah satu kerajaan terbesar yang ada di Indonesia pada saat ini.
Kerajaan dengan nama yang sangat unik inilah, tentunya memiliki banyak sisi yang sangat menarik untuk dibahas. Sebab, pada saat kita mendengar nama kerajaan Majapahit, maka yang akan anda ingat yaitu Sumpah Palapa dari Sang Patih Gajah Mada.
Untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang kerajaan Majapahit ini, yuk mari kira simak penjelasan dibawah ini.
Pendiri Kerajaan Majapahit
Setelah kerajaan Singasari menjadi hancur, kemudian Raden Wijaya bersama para pengikutnya lari karena dikejar oleh tertara Kediri. Sampainya di desa Kudada mereka mendapatkan bantuan dari kepala desa Kudadu, meraka kemudian melanjutkan perjalanan ke Madura meminta perlindungan ke Aria Wiraraja.
Raden Wijaya disuruh untuk pura-pura menyatakan takluk, sesudah dipercaya oleh Jayakatwang agar diminta untuk didaerah di hutan Tarik. Di Tarik tersebut kemudian Raden Wijaya mendirikan kerajaan yang kemudian dapat kita kenal dengan kerajaan Majapahit.
Kerajaan Majapahit yang didirikan oleh Raden wijaya, Beliau adalah menantu dari Raja Kertanegara dari Singosari. Raden Wijaya telah dinobatkan menjadi raja pada tahun 1293.
Raden Wijaya sendiri memiliki gelar Kertarajasa Jaya Wardana pada tahun 1293-1309 Masehi. Kemudian Beliau menikah dengan keempat puteri Kertanegara, yaitu Dyah Dewi Tribuwaneswari atau permaisuri, Dyah Dewi Narendraduhita, Dyah Dewi Prajnaparamita, Dyah Dewi Gayatri.
Langkah dari Raden Wijaya yang mengawini putri Kertanegara telah diduga berlatar belakang sebuah politik, agar tidak terjadi sebuah perebutan kekuasaan dan seluruh warisan jatuh ke tangan Raden Wijaya.
Silsilah Kerajaan Majapahit
Berikut ini adalah raja yang pernah memerintah di kerajaan Majapahit antara lain adalah Raden Wijaya yang masih mempunyai keturunan dari Ken Dedes, Jayanegara yang telah menggantikan posisi ayahnya sebagai seorang Raja dari Kerajaan Majapahit yang kedua pada tahun 1309.
Karena Jayanegara sendiri tidak mempunyai keturunan, maka tampuk dari pemerintahannya dipegang oleh Tribuanatunggadewi yaitu adik perempuan Jayanegara lain ibu atau anak dari Gayatri salah seorang anak dari istri Raden Wijaya.
Tribuanatunggadewi hanya dapat memerintah beberapa waktu saja dan berikutnya mengangkat anaknya yaitu Hayam Wuruk sebagai seorang Raja Majapahit. Untuk lebih jelasnya perhatikan daftar dari sisilah Dinasti Rajasa beriikut ini:
Baca Juga :
Raja-Raja Kerajaan Majapahit
Berikut ini adalah raja yang pernah memimpin dari Kerajaan Majapahit:
- Raden Wijaya, bergelar Kertarajasa Jayawardhana (1294 – 1309)
- Kalagamet, bergelar Sri Jayanagara (1309 – 1328)
- Sri Gitarja, bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328 – 1350)
- Hayam Wuruk, bergelar Sri Rajasanagara (1350 – 1389)
- Wikramawardhana (1389 – 1429)
- Suhita (1429 – 1447)
- Kertawijaya, bergelar Brawijaya I (1447 – 1451)
- Rajasawardhana, bergelar Brawijaya II (1451 – 1453)
- Purwawisesa atau Girishawardhana, bergelar Brawijaya III (1456 – 1466)
- Pandanalas, atau Suraprabhawa, bergelar Brawijaya IV (1466 – 1968)
- Kertabumi, bergelar Brawijaya V (1468 – 1478)
- Girindrawardhana, bergelar Brawijaya VI (1478 – 1498).
Berikut ini adalah penjelasan sedikit dari raja yang pernah memimpin Kerajaan Majapahit.
- Raja pertama Raden Wijaya, bergelar Kertarajasa Jaya Wardana (1293-1309 M).
Beliau menikah dengan keempat puteri Kertanegara, yaitu Dyah Dewi Tribuwaneswari atau permaisuri, Dyah Dewi Narendraduhita, Dyah Dewi Prajnaparamita, Dyah Dewi Gayatri.
Langkah dari Raden Wijaya yang mengawini putri Kertanegara telah diduga berlatar belakang sebuah politik, agar tidak terjadi sebuah perebutan kekuasaan dan seluruh warisan jatuh ke tangan Raden Wijaya.
- Setelah Raden Wijaya meninggal, tahta digantikan oleh Jayanegara atau Kala Gemet pada tahun 1309.
Beliau ini adalah salah satu raja yang lemah, sehingga banyak sekali terjadi sebuah pemberontakan, berikut ini adalah pemberontakan yang terjadi yaitu
Beliau merupakan raja yang lemah, sehingga banyak terjadi pemberontakan. Beberapa pemberontakan yang terjadi yaitu:
- Pemberontakan Ronggolawe dapat diatasi
- Pemberontakan Lembu Sora, dapat dipadamkan.
- Pemberontakan Nambi, dapat diatasi
- Pemberontakan Kuti pada tahun 1319, dapat diatasi berkat jasa Gajah Mada dan jasanya tersebut Gajah Mada diangkat sebagai Patih Kahuripan. Pada tahun 1321 Gajah Mada diangkat menjadi Patih Daha.
- Tribuwanatunggadewi (1328-1350 M)
Karena Jayanegara tidak memiliki seorang putra, maka tahta seharusnya jatuh ke tangan Gayarti. Karena Gayarti yang memilih menjadi seorang Biksuni, maka seorang Tribuwanatunggadewi putrinya yang ditunjuk sebagai wakil dan kemudian diangkat mendaji raja ketiga yang mempunyai gelar Tribuwanatunggadewi Jayawisnywardani.
Dibawah pemerintahannya tersebut terjadi sebuah pemberontakan Sadeng dan Keta, tetapi semuanya itu dapat diatasi oleh Gajah Mada yang teleh diangkat menjadi Patih Majapahit.
Pada saat pergelaran upacara pelantikan Gajah Mada sebagai salah satu Patih Majapahit pada tahun 1331, kemudian beliau mengucapkan sumpah yang terkenal dengan Sumpah Palapa.
Inti dari sumpah palapa tersebut yaitu bahwa Gajah Mada tidak akan makan Palapa arti dari Palapa mungkin semacam rempah-rempah, tidak akan melakukan senang-senang atau istirahat sebelum seluruh kepulauan Nusantara bersatu di bawah kekuasaan Majapahit.
Pada tahun 1350 Gayarti wafat, kemudian triwunatunggadewi yang merupakan wakil dari ibunya segera turun tahta, lalu menyerahkan tahtanya kepada putranya yaitu Hayam Wuruk.
- Hayam Wuruk (1350-1389 M)
Di bawah pemerintahan Hayam Wuruk inilah, kerajaan Majapahit telah mencapai masa keemasannya. Cita-cita yang telah diucapkan oleh Gajah Mada lewat sumpah palapa tersebut, disebut pula sebagai salah satu wawasan Nusantara II yang telah tercapai.
Wilayah Majapahit ini, hampir sama dengan wilayah Republik Indonesia, maka kerajaan Majapahit dapat disebut sebagai Negara Maritim Nasional II.
Selama pemerintahan Hayam Wuruk tersebut telah terjadi tiga peristiwa penting diantaranya adalah peristiwa Bubad pada tahun 1357, perjalanan suci Hayam Wuruk ketempat para leluhurnya serta upacara Crada yang diadakan untuk dapat memperingati wafatnya Raja padni pada tahun 1362.
Dalam bidang ekonomi sendiri, Majapahit sebagai salah satu pusat perniagaan si Asia Tenggara pada waktu itu. Hasil-hasil yang telah diperdagangkan yaitu beras, rempah-rempah, dan juga garam. Telah terjadi sebuah hubungan dengan Negara lain seperti Negara Siam, Ligor, Birma, Kamboja, dan Annam.
Hasil dari sastra pada jaman Majapahit antara lain sebagai berikut:
Kitab Negarakertagama karangan Prapanca
Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular
Terdapat juga kitab “Kutaramanawa” yang berisi tentang aturan hukum yang berada di kerajaan Majapahit. Pengganti dari Hayam Wuruk yaitu putrinya yang bernama Kusumawardhani.
- Ratu Kusumawardhani (1389-1429 M)
Pada masa pemerintahannya tersebut terjadi sebuah perang saudara dengan Wirabhumi yang disebut dengan perang Paregreg. Dimana berakhir dengan terbunuhnya Wirabhumi. Setelah pada masa Kusumawardhani kerajaan Majapahit berturut-turut dipimpin oleh:
- Dewi Suhita pada tahun 1429-1447 Masehi
- Bhre Tumapel pada tahun 1447-1451 Masehi
- Bhre Kahuripan pada tahun 1451-1453 Masehi
- pandan Salas pada tahun 1467-1478 Masehi