Tarian Jawa Timur – Tarian adat daerah Jawa Timur ini adalah bagian dari kekayaan Negara Indonesia di dalam bidang kesenian. Kekayaan yang harus terus mendapatkan sebuah perhatian dari dulu sampai sekarang hingga ke masa yang akan datang nantinya.
Tari adat Jawa Timur dan juga lengkap dengan penjelasannya akan kami jelaskan pada kesempatan ini yang telah mencakup asal usul atau dari segi sejarah, gambar, dan juga hal yang telah terkait lainnya. Hal ini sebagaimana kami telah menguraikan juga tarian adat Jawa Tengah dan juga tarian adat Jawa Barat.
Tarian tradisional provinsi Jawa Timur ini sedang terancam eksistensinya yang telah disebabkan oleh beberapa pengaruh budaya luar negeri yang terus ada.
Kalau kita ingin jujur, ada banyak sekali dari para remaja Indonesia yang pada saat ini sedang mengagumi gerakan seni dari budaya asing. Ini yang telah menjadi masalah yang harus takut dan segera untuk ditangani jika kita masih cinta dengan remaja Indonesia dan kesenian tari yang ada di Negara Indonesia ini.
Table of Contents
Jenis Tarian Jawa Timur
Ibu kota Jawa Timur yakni Kota Surabaya yang kaya akan sejarah dan juga kebudayaanya. Ada sekitar puluhan dari kesenian tari yang berasal dari daerah Jawa Timur ini. Berikut ini adalah penjelasan dari tarian yang ada di daerah Jawa Timur.
1. Tari Adat Rondhing
Tari Rondhing adalah salah satu bentuk dari drama tari komedi tradisional yang telah menggambarkan tentang kegiatan baris-berbaris pada jaman penjajahan.
Tari Rondhing merupakan salah satu bentuk drama tari komedi tradisional yang telah menggambarkan tentang kegiatan baris-berbaris pada jaman penjajahan. Karenanya, seni yang berasal dari Pamekasan, Madura, Jawa Timur ini biasa disebut juga dengan tari baris. Ada pula yang menyebutnya yaitu tari kenca atau hentak, karena gerakan dari tariannya dominan berupa gerak kaki yang dihentak-hentakan ke lantai.
Tarian Rondhing ini dapat dipentaskan oleh enam orang penari. Pada umumnya tarian ini ditampilkan pada saat acara penyambutan tamu penting. Tarian yang dilunya diperankan oleh seorang penari pria sering juga ditampilkan di dalam pembukaan acara pelantikan keperguruan organisai sosial dan juga organisasi masyarakat.
2. Tari Adat Eblas
Tari Eblas merupakan salah satu tari kreasi tradisional yang menceritakan tentang gadis Madura yang cantik, feminine, lincah, luwes, dan ceria.
Tari eblas ini awal diciptakan berangkat dari sebuah ide keberadaan topeng sebagai sebuah karya seni unik di daerah Jawa Timur. Tari ini telah mengangkat seni daerah Jawa – Madura yang dilahirkan di dalam iklim budaya Surabaya.
3. Tari Adat Gambu
Pada asal mulanya tari Gambu ini lebih dikenal dengan Tari Keris, di dalam catatan Serat Pararaton tari Gambu biasa disebut dengan Tari Silat Sudukan Dhuwung, yang telah diciptakan oleh Arya Wiraraja dan telah diajarkan pada para pengikut Raden Wijaya kala mengungsi di keraton Sumenep pada waktu perayaan Wuku Galungan di kerajaan Daha Prabu Jayakatwang yang mengadakan acara pasasraman di manguntur.
Para penari pada umumnya yang terdiri dari empat penari yang memakai pola posisi segi empat sebagai simbol keblat papat limo pancer, memakai property tombak dan juga tameng yang berukuran kecil, tameng ini terbuat dari bahan memantulkan cahaya, pada bagian struktur tari menjelang akhir terdapat juga adegan perang-perangan.
Teknik gerak tari sangat jarang mengangkat gerak kaki, akan tetapi lebih dominan pergesera kaki yang melejat ke tanah, hal ini sama dengan gerakan talihan tenaga dalam yang dilakukan oleh seni beladiri tenaga dalam.
4. Tari Adat Remo
Tari adat Remo ini berasal dari daerah Jombang, konon tari yang pertama kali dikenal oleh masyarakat desa Ceweng ini telah diciptakan oleh seorang pengamen dari daerah tersebut.
Di dalam perkembangannya, tari Remo ini sangat dikagumi oleh masyarakat Jawa Timur, bahkan pada saat ini tari remo juga telah menjadi salah satu tarian pembuka dalam sebuah pertunjukan kesenian ludruk yang sangat terkenal.
Keunikan yang terdapat di gerakan tari remo ini dapat kita lihat dari gerak kaki yang begitu energik sehingga identic dengan suasana yang ceria dan bahagia. Busana atau kostum yang telah menjadi property tari remo yang dikenal terdapat tiga jenis yaitu gaya Surabaya, jombangan, dan juga sawunggaling.
5. Tari Adat Jaranan Kepang
Tari adat Jaranan atau biasa disebut juga dengan tari jaran kepang merupakan salah satu tari tradisional yang telah dimainkan oleh para penari dengan menaiki kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bamboo.
Tari adat Jaranan ini telah menggambarkan seorang prajurit atau pahlawan yang gagah perkasa yang sedang menunggang kuda.
Tarian jarananini juga sering dibumbui dengan sebuah pertunjukan atraksi kesurupan. Selain kaya akan sebuah nilai seni dan juga budaya, tarian ini juga sangat kental akan kesan magis dan nilai spiritual.
6. Tari Adat Gandrung
Kata adat Gandrung ini sendiri berarti terpesona, yakni telah menggambarkan rasa pesona dari masyarakat Banyuwangi terhadap Dewi Sri atau Dewi Padi yang telah membawa kesejahteraan kepada masyarakat. Oleh karena itu, maka tari Gandrung Banyuwangi ini pada zamandahulu dapat dibawakan setelah panen raya.
Tarian Gandrung Banyuwangi ini adalah sebuah seni pertunjukan yang telah disajikan dengan iringan musik khas perpaduan budaya Jawa dan budaya Bali. Tari Gandrung ini dapat dilakukan oleh seorang wanita penari professional yang menari bersama tamu (terutama seorang pria) yang biasa disebut dengan istilah pemaju.
7. Tari Adat Tayub
Tari adat Tayub merupakan jenis tari pergaulan yang telah dibawakan oleh para wanita yang berparas ayu dan lemah gemulai.
Tari Tayub ini telah dikenal oleh masyarakat Jawa Timur, namun secara umum tari ini tidak dapat dipisahkan dari provinsi yang beribukotakan di Surabaya tersebut. Kolaborasi antara sebuah gerakan, musik dan lagu jawa dapat menambah keunikan terhadap dari kelompok ini
8. Tari Adat Jejer
Tari Jejer merupakan sebutan lain dari tari gandrung Banyuwangi, yaitu sebuah kesenian pertunjukan yang telah menampilkan gerakan berirama dari para penarinya.
Musik pengiring dari tarian khas kabupaten Banyuwangi ini tergolong sangat unik yaitu berupa gong dan kempul yang secara bersamaan ditabuh sampai menimbulkan nada lagu unik. Property yang digunakan oleh para penari jejer ini tergolong juga sangat tradisional.
9. Tari Adat Seblang
Tari adat Seblang merupakan salah satu jenis tari yang berasal dari Banyuwangi Jawa Timur sebagai salah satu acara adat bersih desa. Kesenian ini sudah tergolong sangat berbeda dengan kesenian tari yang lain,karena para penarinya telah diyakini ditunjuk oleh salah seorang dukun di desa setempat.
10. Tari Adat Ambarang
Tari Ambarang merupakan salah satu jenis tarian tradisional yang berasal dari daerah Tulungagung Jawa Timur. Tarian ini adalah garapan kreasi yang telah menceritakan tentang para pengamen jaranan di daerah Tulungagung.
Seni tradisi jaranan ini sendiri telah terbagai menjadi beberapa jenis, diantaranya yaitu jaranan serentewe, jaranan campursari, jaranan pegon, serta juga jaranan Jawa.
Di dalam tari Ambarang ini, seni jaranan yang telah diambil sebagai landasannya yaitu jaranan serentewe. Jaranan jenis ini mempunyai ciri khas pada gerakannya yang lebih agresif.
11. Tari Batik Pace
Tarian ini telah terinspirasi dari salah satu pendiri kota Pacitan yang di dalam penjuangannya suku minum sari buah pace atau mengkudu yang banyak tumbuh di kawasan Pacitan. Menurut beberapa sumber, tari Batik Pace ini telah diciptakan oleh Anang, yaitu pendiri Sanggar Blarak Pacitan.
Tarian ini telah mengakomodasi sejarah dari buah pace dan juga kebutuhan memperkenalkan karya khas yang berupa batik Pace. Menurut Anang tarian Batik Pace ini adalah tari kontemporer dengan mengadopsi gerakan tari yang indah.
12. Tari Adat Bedoyo Wulandaru
Tari Bedoyo Wulandaru ini merupakan jenis tarian tradisional yang berasal dari daerah Banyuwangi, Jawa Timur. Tarian ini adalah perwujudan rasa bahagia dari masyarakat pada saat menyambut kedatangan tamu besar yang akan datang ke daerah tersebut.
Menurut beberapa sumber sejarah yang ada, pada zaman dahulu Tari Bedoyo Wulandaru ini dipakai oleh masyarakat Blambangan dalam menyambut kedatangan rombongan dari Prabu Hayam Wuruk dan juga Maha patih Gajahmada yang berkunjung ke wilayah mereka.
Tari Bedoyo Wulandaru ini adalah bentuk ungkapan rasa gembira dari masyarakat Blambangan di dalam menyambut tamu agung tersebut dan kemudian diberi nama tari Bedoyo Wulandaru.
Baca juga : restuemak.com
13. Tari Adat Ruung Sarung
Tari adat Ruung Sarung ini telah terinspirasi dari harmonisme masyarakat setempat, terutama dari kebiasaan masyarakat yang menggunakan sarung.
Karya tari daerah Pacitan ini telah mengkisahkan seorang ibu-ibu petani desa yang memanfaatkan sarung sebagai penghangat tubuh, penggendong senik ke Tegal, pergi ke pasar, dan juga sekaligus sebagai sarana ibadah.
Di dalam penampilannya, empat penari perempuan berbaju putih dan bercelana hitam Nampak menari lincah kesana kemari. Dengan menggunakan prooperti sarung bermotif batik, keempat perempuan tersebut telah menampilkan gerakan lincah namun serasi.
Kadang sarung tersebut dijadikan sebagai kerudung dan kadang juga ditarik lurus begitu seterusnya, sampai menampilkan atraksi yang lucu.
14. Tari Adat Sanjaya Rangin
Tari Sanjaya Rangin ini telah berkisah tentang kiprah Randen Panji Sanjaya Rangin di dalam upaya untuk mengubah hutan belantara menjadi sebuah wilayah.
Adapun, Raden Panji Sanjaya ini sendiri adalah seorang tokoh yang berilmu yang dipakai sebagai senjata untuk melakukan babad alas Lorok. Lorok adalah sebuah wilayah eks kawedanan yang telah mencakup tiga kecamatan yakni Tulakan, Ngadirojo, dan Sudimoro.
15. Tari Adat Genggongan Mangslup
Tari Adat Genggonan Mangslup adalah jenis tari yang telah di garap oleh Sanggar Tari Edi Peni, Ngadirojo Pacitan. Tari ini adalah fragmen dari Jangkrik Genggong yang telah menampilkan dua tokoh yaitu Gadhung Mlati dan juga Wonocaki.
16. Tari Adat Boran
Tari Boran merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Lamongan, Jawa Timur. Tarian ini telah menggambarkan kehidupan dari penjual nasi boran yang menjajakan dagangannya dan berinteraksi dengan para pembeli.
Tari Bodan ini selain kaya akan sebuah nilai seni dan budaya, akan tetapi juga banyak terdapat nilai filosofis di dalamnya. Konon katanya, tarian ini telah terinspirasi dari para penjual nasi boran, yaitu makanan tradisional khas lamongan, provinsi Jawa Timur.
17. Tari Adat Caping Ngancak
Tari Caping Ngancak ini merupakan salah satu tarian tradisional dari kabupaten Lamongan, provinsi JAwa Timur. Tarian ini telah menggambarkan tentang aktivitas dari para petani di sawah.
Di dalam tarian ini para penari layaknya seorang petani yang memakai caping atau topi yang terbuat dari anyaman bambu sebagai atribut di dalam menarinya. Tari Caping Ngancak adalah sebuah tarian kreasi baru yang telah dikemas secar apik dengan gaya tradisional.
18. Tari Adat Gandrung Marsan
Tarian adat Gandrung Marsan ini adalah jenis tarian tradisional yang berasal dari daerah Banyuwangi,provinsi Jawa Timur. Menurut sejarah tarian ini berasal dari kesenian yang berkembang pada tahun 1890.
Ketika itu terdapat sebuah kesenian yang telah dibawakan oleh sekelompok pria berusia 7-14 tahun. Kesenian tarian ini diiringi oleh alat musik gendang dan juga alat musik rebana. Mereka mengadakan pertunjukan dari satu kampung ke kampung lainnya.
Baca juga : restuemak.com
19. Tari Giri Gora Dahuru Daha
Tari Giri Gora Dahuru Daha ini adalah salah satu sendra tari dari provinsi Jawa Timur yang telah menceritakan kembali kisah dari Calon Arang.
Di dalam sendra tari ini, seorang calon Arang digambarkan sebagai seorang perempuan jahat tukang teluh yang sakit hati dikarenakan anaknya tidak ada yang ingin meminangnya.
Garapan sendra tari Giri Gora Dahuru Daha ini telah membutuhkan banyak para penari untuk memainkan berbagai peran, misalnya masyarakat Raja Airlangga, Ratna Manggali, Mpu Baradah, Daha, dan Calon Arang itu sendiri.
Jika dilihat dari segi kostum yang digunakan, secara umum para penari menggunakan kostum tradisional khas provinsi Jawa Timur dengan cirinya yang berwarna terang.
Sendrati ini telah dimainkan di dalam tiga babak, yakni keadaan awal masyarakat Daha, datangnya teluh, dan juga penyelesaian oleh Mpu Baradah.
20. Tari Adat Taledhek
Tari Taledhek merupakan jenis tari pertunjukan yang dibawakan oleh seorang seniman wanita yang berprofesi sebagai penari.
Tari Tledeh merupakan salah satu jenis tari yang memiliki umur yang sudah tua mulai pada masa kerajaan jaman kuno terdahulu, tari Tledek ini sudah ada dan biasa dipakai sebagai pertunjukan oleh keluarga kerajaan atau bangsawan pada jaman dahulu.
Sampai sekarang ini tari Tledek masih sering dipertunjukan pada saat acara-acara misalnya pesta dan lain sebagainya.
21. Tari Adat Kethek Ogleng
Tarian adat Kethek Ogleng ini adalah salah satu tarian yang gerakannya menirukan tingkah laku dari kethek atau kera.
Di dalam pertunjukan tarian ini, tari Kethek Ogleng ini dapat dipentaskan oleh 4 (empat) orang penari, yakni 3 orang penari perempuan dan juga seorang penari laki-laki yang berperan sebagai manusia. Tarian ini dapat diawali dengan masuknya ketiga para penari wanita.
Kemudian 2 dari ke-3 para penari perempuan tadi memerankan sebagai seorang dayang-dayang dan juga seorang penari perempuan satunya memerankan sebagai putri Dewi Sekartaji, yakni putri kerajaan Jenggala, Sidoarjo.
Sedangkan untuk seorang laki-laki tersebut berperan sebagai Raden Panji Asmorobangun yang berasal dari kerajaan Dhaha Kediri.
22. Tari Adat Lahbako
Tari adat Lahbako ini merupakan jenis tarian tradisional yang berasal dari Jember, provinsi Jawa Timur. Tarian ini dapat menggambarkan kehidupan dari para petani tembakau di daerah Jember.
Tarian ini pada umumnya dipentaskan oleh beberapa para penari perempuan dengan sebuah gerakan yang menggambarkan aktivitas dari para petani di lading atau kebun tembakau.
23. Tari Adat Lenggang
Tari Lenggang merupakan jenis tarian selamat datang yang khas dari daerah Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Menurut para sejarah tarian ini diciptakan oleh Dimas Pramuka Admaji pada tahun 1995.
Pada saat itu beliau diminta untuk menciptakan sebuah tarian penyambutan untuk memeriahkan hari jadi kota Surabaya.
Akhirnya permintaan tersebut kemudian disambut baik oleh Dimas Pramukan Admaji yang memasukan berbagai unsur budaya dan juga unsur seni yang ada di Kota Surabaya pada tarian kreasinya tersebut.
Tarian ini dapat dimaiinakan oleh penari wanita yang menari dengan gerakan yang indah dan tentunya anggun. Tari Lenggang Surabaya ini adalah bentuk adaptasi dari pengembangan kesenian sebelumnya yakni Tari Tanda’an atau Ledek Tayub dan juga tari Sandur Madura.
Baca juga : Pakaian Adat Jawa Tengah
24. Tari Adat Muang Sangkal
Tari Muang Sangkal merupakan jenis tarian tradisional yang berasal dari daerah Madura. Tarian ini dapat dilakukan untuk ritual tolak bala atau untuk menjauhkan dari mara bahaya oleh masyarakat Madura.
Tari Muang Sangkal ini diciptakan oleh seorang seniman yang berasal dari daerah Sumenep, Madura, Provinsi Jawa Timur yang bernama Taufikurrachman.
Tarian ini telah diciptakan sebagai bentuk rasa kepedulian para seniman kepada kekayaan yang telah dimiliki oleh daerah Madura yang sarat akan karya dan keunikan di dalamnya. Selain itu juga untuk mengangkat kembali sejarah dari kehidupan Keraton Sumenep pada zaman dahulu.
25. Tari Adat Petik Pari
Tari Petik Pari merupakan salah satu jenis tarian tradisional yang berasal dari daerah Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Tarian ini adalah salah satu bentuk taria untuk merayakan hasil panen padi.
Tari Petik Pari ini adalah tarin kontemporer yang dikembangkan oleh seorang guru yang bernama Anang dari sanggar Tari Blarak Pacitan.
26. Tari Adat Singo Ulung
Tari Singo Ulung ini adalah salah satu kesenian tradisional yang sangat terkenal dan sudah menjadi kebanggan bagi masyarakat Bondowoso, provinsi Jawa Timur.
Tari Singo Ulung ini merupakan kesenian tradisional dimana para penarinya akan memakai kostum menyerupai singa dan juga menari layaknya seperti singa.
Kesenian yang satu ini jika dilihat sekilas hampir mirip dengan kesenian barongsai, akan tetapi yang dapat membedakan yaitu kostum yang dipakai lebih sederhana dan tema yang dibawakan berbeda.
27. Tari Adat Sparkling Surabaya
Tari Sparkling Surabaya merupakan jenis tarian kreasi baru yang menggambarkan jati diri dari masyarakat Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
Tarian ini adalah perpaduan antara tarian modern dan juga tarian tradisional yang digarap dengan sangat baik tanpa meninggalkan nilai seni dan budaya yang terdapat pada Kota Surabaya.
Walaupun tarian ini adalah jenis tarian kreasi baru, namun Tari Sparkling Surabaya ini telah sangat dikenal oleh masyarakat Kota Surabaya dan menjadi salah satu tarian selamat datang untuk wisatawan atau tamu besar yang datang ke kota Surabaya.
28. Tari Adat Topeng Malangan
Tarian adat Topeng Malangan ini adalah sebuah pertunjukan kesenian tari dimana semua pemerannya akan memakai topeng. Tari Topeng Malangan ini jika dilihat sekilat hampir sama dnegan Wayang Wong, akan tetapi yang dapat membedakan yaitu seorang pemerannya yang memakai topeng dan cerita yang dibawakan pada umumnya yaitu cerita Panji.
Tari Topeng Malangan ini pada umumnya dilakukan oleh beberapa orang di dalam satu kelompok seni atau sanggat tari dengan menggunakan topeng dan kostum sesuai tokoh dnegan cerita yang dibawakan.
Tari yang termasuk di dalam kesenian tradisional yang berasal dari daerah Malang, provinsi Jawa Timur ini pada umumnya mengangkat cerita panji dengan tokoh-tokoh misalnya Galuh Candrakirana, Raden Panji Inu Kertapati ( Panji Asmarabangun, Dewi Ragil Kuning, Raden Gunung sari dan lain-lain.
Baca Juga : Senjata tradisional Jawa Timur
29. Tari Adat Reog Ponorogo
Reog Ponorogo adalah salah satu kesenian dan tradisi dari daerah Jawa Timur yang merupakan seni tari yang dapat dibawakan oleh beberapa orang pemain dengan penari inti memakai topeng kepala singa yang diatasnya terdapat makota bulu-bulu merak dengan berat topeng dapat mencapai kurang lebih 50 kg.
Kenunikan dari Topeng singa Reog Ponorogo ini yaitu bawa penari yang membawa topeng seberat 50kg ini hanya mengandalkan kekuatan gigi.
Seni Reog Ponorogo ini terdiri dari 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama umunya dibawakan oleh 6-8 pria dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini dapat menggamabarkan sosok singa yang pemberani.
Selanjutnya yaitu tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Para reog tradisional, penari ini pada umumnya diperankan oleh penari laki-lakiyang berpakaian wanita.
30. Tari Adat Jaranan Buto
Tari Jaranan Buto merupakan jenis tari tradisional yang berkembang didaerah Banyuwangi dan Blitar, yang pada umumnya digunakan pada upacara iring-iringn pengantin dan khitanan atau sunatan.
Tari ini memakai property kuda buatan sama halnya yang biasa kita jumpai pada kesenian Kuda Lumping, Jaran Kepang, Tari jathilan, namun yang menjadikan kesenian dari Jaranan Buti ini berbeda yaitu properti kuda yang dipakai tidaklah menyerupai bentuk kuda secara nyata.
Melainkan kuda tersebut berwajah layaknya raksasa atau Buto begitu pula dengan para pemainnya yang juga memakai tata rias muka layaknya seorang raksasa yang lengkap dengan muka merah bermata besar, bertaring tajam, berambut panjang dan gimbal.
Tari Jaran Buto ini dibawakan oleh setidaknya 16-20 orang pemain, di dalam pementasannya yang diiringi alunan musik misalnya kendang, dua boning, kempul terompet, dua gong besar, kecer (seperti penutup cangkir) yang terbuat dari bahan tembaga dan seperangkat gamelan lainnya.
Tari jaranan Buto ini selalu menghadirkan atraksi yang mengagumkan selian adanya atraksi kesurupan para penarinya seperti pada seni jaranan yang lainnya.
31. Tari Adat Reog Kendang
Tari Reog Kendang ini bisa disebut juga dengan Reog Tulungagung, karena tari tradisional ini telah berkembang pesat di daerah tulungagung dan sekitarnya.
Sesuai dengan namanya yang telah mengandung kata kendang, para pemain reog kendang ini membawa alat serupa dengan kendang atau tam-tam ( kendang kecil yang digendong).
Pada awalnya reog kendang ini telah menceritakan kisah tentang perjalanan para mantan Gemblak untuk mencari jati diri, karena sebuah perkembangan zaman sehingga banyak versi cerita yang dipakai di dalam pementasannya.
32. Tari Adat Glipang
Tari Glipang ini berasal dari kata Gholiban yang berasal dari kata bahasa Arab yang berarti kebiasaan. Tari Glipang ini merupakan sebuah tarian rakyat yang berasal dar Probolinggo Jawa Timur. Tari Glipang ini memang telah menggambarkan kebiasan masyarakat Probolinggo yang lama kelamaan menjadi sebuah tradisi.
Pada awalnya tari Glipang ini dibawa oleh seseorang dari tanah Madura yang bernama Seno atau biasa dikenal dengan nama Sari Trumo dari Desa Omben Kabupaten Sampang Madura. Sari Truno ini kemudian membawa topeng Madura tersebut untuk menerapkandi Desa Pendil, Probolinggo.
Akan tetapi masyarakat Desa Pendil sangat agamis, sehingga mereka menolak adanya topeng Madura tersebut dengan alasan karena di dalamnya terdapat alat musik gamelan.
Pada akhirnya kesenian ini telah dirubah menjadi Raudlah yang artinya olahraga. Sehingga sampai sekarang tari glipang ini telah menggambarkan betapa gagah dan terampilnya para pemuda yang sedang berlatih olah keprajuritan.
33. Tari Adat Sri Panganti
Tari Sri Panganti merupakan salah satu jenis kesenian tari tradisional yang berasal dari daerah Lamongan, Jawa Timur. Kata “Sri” mempunyai arti perempuan dan kata “Penganti” mempunyai arti menanti atau menunggu, yang berarti seorang perempuan yang sedang menanti pemuda idaman.
Tari Sri Panganti ini telah menceritakan tentang kegembiraan anak-anak yang menginjak usia remaja yang jatuh cinta dan menanti seorang pemuda. Gerakan tarian yang lemah gemulai ini menggambakan para remaja yang berusaha untuk memikat sang pemuda idaman.
Tarian ini biasa ditampilkan pada saat acara pagelaran seni Kampoeng merdeka, wisuda, dan tentunya pernikahan. Kostum yang digunakan yaitu kostum yang “soft” dan tidak mencolok. Sri Panganti dapat juga ditampilkan oleh satu atau beberapa orang remaja saat sedang “dolanan” atau bermain.
34. Tari Adat Tanduk Majeng
Tari adat Tanduk Majeng ini berasal dari daerah Madura, Jawa Timur. Sesuai dengan namanya, tarian ini juga telah diiringi oleh lagu daerah Jawa Timur yaitu Tanduk Majeng. Tarian ini telah menggambarkan tentang para wanita Madura yang semangat untuk menghibur suaminya.
Tari Tanduk Majeng ini dapat ditarikan secara individu atau secara kelompok. Alat musik pengiring dari tari Tanduk Majeng ini yaitu sinden, gamelan, dan lain-lain, serta umumnya ditarikan diajang perlombaan kesenian daerah Jawa Timur.
Tari Tanduk Majeng ini adalah salah satu kesenian dari daerah Madura yang cukup terkenal. Para penari Tanduk Majeng ini dilengkapi dengan gelang kecil di kedua tangannya sedangkan untuk kaki dipasang gelang yang besar. Dan pada umumnya menggunakan baju warna merah dan menggunakan jarik (selendang khas Madura yang digunakan di pinggang).
35. Tari Adat Geleng Ro’om
Tari Geleng Ro’om ini menceritakan seseorang perempuan Madura yang gemar memakai gelang sejak zaman dahulu. Semakin banyak gelang yang mereka gunakan, menunjukan kelas sosial dari orang tersebut.
Gelang ini memiliki filosofi sebagai pemacu semangat bekerja bagi orang Madura sampai merantau ke berbagai daerah kemudia mengumpulkan jerih payahnya itu untuk membeli gelang emas sebagai tanda kesuksesannya tersebut.
Sebuah tarian yang telah mengangkat budaya Madura, dimana seorang gadis yang beranjak remaja diwajibkan menggunakan gelang kaki atau biasa disebut Binggel atau geleng.
Simbol ini bukan semata-mata sebagai aksesoris semata tentang tingkat sosial keluarga gadis itu, namun sebuah visualisasi keterikatan dan kepatuhan terhadap norma adat Madura.
36. Penutup
Setelah membaca artikekl di atas kami rasa Anda sudah mengerti apa saja tarian adat dari daerah Jawa Timur. Selanjutnya Anda dapat untuk membagikan informasi yang bermanfaat ini kepada teman-teman semua di media sosial atau komunikasi Daring. Kami mengucapkan banyak terima kasih atas waktu Anda di blog ini.