Tarian Maluku – Di dalam kebudayaan Maluku, seni tari cukup melekat dalam kesejarahan masyakatnya. Sementara itu di dalam beberapa catatan sejarah, wilayah kepulauan yang terbagi menjadi dua provinsi (Maluku dan juga Maluku Utara) ini adalah salah satu wilayah dengan sejarah tertua di indonesia.
Meskipun telah didominasi oleh suku bangsa Melanesia, namun penguasaan dari bangsa asing selama 2300 tahaun di daerah Maluku turut menghadiekan nuansa budaya yang sangat berbeda.
Percampuran budaya dan juga ras dengan bangsa Arab dan Eropa yang pada umumnya Negara Belanda dan Portugal sangat mewarnai kehidupan budaya masyarakatnya.
Jejak akulturasi budaya Melanesia dengan budaya asing yang ada di Maluku bisa dilihat dari keseniannya. Selain kesenian musik, salah satu seni yang banyak ragamnya yaitu seni Tari. Meskipun tidak mencakup semuanya, di dalam artikel ini telah tersaji, setidaknya ada 14 jenis tarian adat Maluku yang dilengkapi dengan penjelasan singkatnya.
Jejak akulturasi budaya Melanesia dengan budaya asing di Maluku bisa dilihat pada keseniannya. Selain musik, salah satu seni yang banyak ragamnya adalah tari. Meski tidak mencakup semuanya, dalam artikel ini telah tersaji, setidaknya 8 tarian Maluku yang dilengkapi penjelasan singkatnya.
14 Macam Tarian Maluku dan Nilai Filosofinya
Maluku juga mempunyai banyak sekali warisan budaya dan salah satunya yaitu pada tarian tradisionalnya dan juga pakaian adat Maluku. Berbagai tarian adat Maluku yang mempunyai ciri khas dan juga keunikan tersendiri. Selain itu, beberapa tarian berikut ini juga mempunyai nilai filosofi dan juga nilai budaya yang perlu untuk dilestarikan. Berikut ini adalah penjelasan dari 14 tarian adat Maluku
Table of Contents
1. Tari Tide-tide
Tari Tide-tide adalah salah satu tarian daerah Maluku yang berasal dari masyarakat Halmahera Utara. Tarian ini dapat dimainkan pada sebuah pertunjukan suatu acara adat yang biasanya dihadiri oleh banyak masyarakat untuk menonton. Penari dapat melakukan tarian ini secara berpasangan antara penari pria dan juga penari wanita.
Penari yang biasanya terdiri dari 12 pasang penari pria dan juga penari wanita ini melakukan tarian Tide-tide yang diiringi musik daerah. Musik pengiring pada umumnya berasal dari istrumen misalnya biola, gong dan juga alat musik tifa.
Menurut sejarahnya, tarian ini pada umumnya dimainkan oleh para pemuda di daerah Halmahera di tengah-tengah pergaulan di sana.
Kebanyakan pertunjukan dari tarian ini dapat disaksikan pada sebuah pesta adat untuk hiburan. Tari tide-tide adalah salah satu simbol keharmonisan dan juga romantisme antara seorang pemuda pemudi di daerah Halmahera.
2. Tari Soya-soya
Tarian dari daerah Maluku yang selanjutnya yaitu Tari Soya-soya. Tarian tradisional ini adalah sebuah tarian penyambutan dari masyarakat Maluku Utara. Pada zaman dahulu, tari ini dipertunjukan untuk penyambutan para pejuang yang pulang dari medan perang setelah melawan para pejajah.
Tari ini sendiri sudah ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya nasional sejak tahun 2013. Pencipta dari tari ini yaitu Sultan Baabullah yang ingin menyemangati pasukannya setelah Sultan Khairun tewas terbunuh. Soya-soya dapat diartikan sebagai tarian pembalasan.
Perjuangan dari rakyat untuk mengusir Portugis dari tanag Ternate yang berhasil pada tahun 1565. Sekarang tarian ini biasa ditarikan secara kelompok, sekitar 18 penari atau lebih. Ciri khas dari tarian ini yaitu gerakannya yang sangat dinamis dan juga lincah misalnya gerakan dalam perang.
Baca juga : Tarian Jawa Tengah
3. Tari Saureka-reka
Selanjutnya yaitu ada tarian Saureka-reka yang hamoir mirip dengan permainan engklek. Tarian khas daerah Maluku yang satu ini memakai pelepah pohon sagu.
Penari ada yang bertugas memegang batang pohon sagu dan juga penari lainnya melakukan gerakan seperti engklek.
Pada umumnya penari laki-laki yang memegang pelepah pohon sagu dan juga penari wanita yang memainkan engklek. Penari harus dapat melompat dan juga menghindar agak kaki tidak terkena pelepah sagu. Tarian ini hanya memerlukan tingkat focus dan juga kelincahan kaki yang bagus.
Tari ini juga dapat disebut dengan nama lain yakni tari gaba-gaba. Jumlah dari penarinya yaitu ada 8 orang dengan 4 orang penari laki-laki dan juga 4 orang penari perempuan. Tarian ini juga dapat dipertunjukan dengan iringan musik dari alat musik ukulele dan tifa.
4. Tari Cakalele
Tari Cakalele adalah salah satu tarian daerah Maluku yang bertema perang. Penari melakukan gerakan tarian dengan gerakan tegas dan juga lincah.
Perlengkapan tari yang digunakan antara lain yaitu tameng atau salawaku dan juga parang. Tari cakalele ini ditarikan dengan menggunakan pakaian berwarna merah dan kuning.
Berdasarkan bahasa Ternate, Cakalele adalah gabungan dari kata caka dan juga lele. Caka mempunyai arti setan dan lele berarti mengamuk yang jiak digabungkan dapat mengandung roh atau setan yang sedang mengamuk.
Pada saat pertunjukan tari ini memang tidak jarang penari akan mengalami kerasukan setan atau roh. Pertunjukan tari Cakalele pada umumnya dilakukan pada perayaan suatu pesta adat untuk menyambut para tamu.
Tari Cakalele untuk penyambutan pada umumnya tidak dapat disertai dengan nuansa magis, misalnya pada acara festival yang hanya berisi tari-tarian biasa.
5. Tari Bambu Gila
Tari Bambu Gila adalah salah satu tarian daerah Maluku yang cukup unik. Mempunyai nuansa yang magis dengan batang bamboo yang telah disebut-sebut hidup.
Batang bamboo yang sudah disediakan akan dipegang kuat oleh 6 orang penari pria dan kemudian dibacakan mantera.
Tarian yang mempunyai sebuah risiko tinggi ini umumnya dibawah pengawasan orang pintar. Batang bamboo yang sudah dibacakan mantra tersebut akan menjadi berat dan bergerak-gerak. Para penari tersebut akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk terus memegang batang bambu tersebut.
Walaupun ada beberapa unsur supranatural, tari ini adalah tarian yang dapat menyimbolkan semangat kebersamaan dan juga gotong-royong. Semangat dari masyarakat Maluku yang harus dijaga untuk persatuan antar masyarakat Maluku. Pada perkembangannya, taru ini dapat juga ditarikan oleh seorang wanita akan tetapi dengan bambu yang lebih panjang.
6. Tari Lenso
Tari tradisional dari masyarakat Maluku yang selanjutnya yaitu Tari Lenso. Tarian ini mempunyai banyak sekali filosofi, yang paling utama yaitu untuk semangat persaudaraan di dalam kehidupan sosial masyarakat.
Gerakan dari tarian ini juga cukup mudah sehingga dapat ditariakn oleh semua orang dari berbagai usia dan juga dari berbagai kalangan.
Tarian dari daerah Maluku yang memakai sapu tangan sebagai properti utama ini sudah berusia ratusan tahun. Lenso sendiri merupakan bahasa portugis untuk sapu tangan. Para penari memegang sapu tangan berwarna putih atau merah dengan menggunakan baju kebaya yang warnanya senada.
Tari lenso ini pada umumnya dapat dimainkan oleh para generasi muda dengan jumlah penari antara 6 sampai 10 orang.
Pengiring dari musiknya yaitu memakai alat musik tradisional dari daerah Maluku misalnya tifa, kolintang, suling, tetengkoren, dan juga Tambur Minahasa. Menurut cerita, tarian ini yaitu untuk mencari pasangan hidup.
7. Tari Salai Jin
Ada juga tarian yang biasa disebut dengan Salai Jin. Sesuai dengan namanya, tarian khas daerah Maluku ini mempunyai nuansa magis. Pada zaman dulu, tarian ini dapat dilakukan pada saat ada permasalah sosial yang terjadi di tengah masyarakat.
Tarian Salai Jin dari Maluku ini mempunyai inti untuk dapat menyampaikan sebuah pesan kepada makhluk gaib atau jin.
Tarian ini umumnya dibawakan oleh seorang penari yang terdiri dari pemain laki-laki, pemain perempuan, atau campuran dari penari laki-laki dan perempuan. Aturan untuk menari yaitu penari harus berjumlah genap.
Pada saat kemenyan dibakar dan penari kerasukan jin merupakan momen paling menarik pada pertunjukan tarian ini. Namun pada era modern ini, tari Salai Jin tidak banyak memakai pembakaran kemenyan. Penari hanya dapat melakukan gerakan tari biasa dengan mengikuti irama musik yang semakin lama akan semakin cepat.
Baca Juga : Upacara Adat Maluku
8. Tari Gumatere
Tarian Maluku yang cukup populer yaitu Tarian Gumatere. Tarian ini sendiri berasal dari masyakar Morotai untuk dapat menyampaikan pesan tentang apa yang sedang terjadi di alam. Tarian ini dilakukan untuk dapat meminta petunjuk atas segala persoalan sosial dan juga berbagai bencana alam yang sedang terjadi.
Salah satu keunikan dari tarian ini yaitu adanya penari yang memakai kain hitam dengan membawa lilin dan juga nyiru. Peralatan tersebut seolah-olah untuk berbicara dengan alam agar diberi jalan keluar dan juga keselamatan untuk semua masyarakat di wilayah Maluku ini.
Pertunjukan dari Tari Gumatere kini umumnya dilakukan oleh seorang penari pria dan juga penari wanita dengan jumlah sekitar 30 penari. Untuk properti yang digunakan oleh penari pria yaitu pedang dan tombak. Sedangkan untuk penari wanita menggunakan selendang atau lenso. Tarian ini pada umumnya dipertunjukan di tanah lapang.
9. Tari Kabaresi
Tarian adat dari daerah Maluku yang disebut dengan tarian Kabaresi adalah sebuah tarian perjuangan. Seperti kebanyakan tarian-tarian pada zaman dahulu yang diciptakan untuk mengobarkan semangat perjuangan. Ada juga yang diciptakan untuk dapat menghormati dan menyambut para pejuang setelah bertempur di medan perang.
Tarian di daerah Maluku yang satu ini juga dapat ditunjukan untuk menyemangati masyarakat dalam membela hak-hak mereka sebagai seorang pribumi. Inspirasi dari tarian ini yaitu perjuangan dan juga semangat kepahlawan sosok Martha Christina Tiahahu. Semangatnya yang tidak gentar untuk terus membela orang pribumi.
Tarian ini sudah menjadi salah satu simbol untuk semangat melawan kekejaman dan juga penjajahan yang terjadi di tanah Ternate. Penari yang melakukan gerakan tari yang lincah dalam suatu pola lantai. Gerakannya hanya mengikuti ritme musik yang telah dimainkan misalnya toleng-toleng, rebana, suling bamboo, dan tifa totobuang.
10. Tari Loliyana
Masyarakat Maluku mempunyai begitu banyak tarian tradisional dan salah satunya yaitu Tarian Loliyana. Tarian dari daerah Maluku yang satu ini bukan untuk perlawanan, melainkan tarian untuk upacara pane lola. Kreasi dari tarian ini dapat dimainkan oleh seorang penari laki-laki atau seorang perempuan.
Pada era sekarang ini, tari tradisional Loliyana ini lebih banyak untuk sebuah pertunjukan seni. Tari Loliyana adalah patokan untuk sebuah tradisi atau kebudayaan bagi masyarakat Kepulauan Teno Nila Serua. Para penari akan bergerak mengikuti irama musik pengiring yang memakai alat-alat musik tradisional.
11. Tari Denge-denge
Tarian yang bertema pergaulan dari daerah Maluku selanjutnya yaitu Tarian Adat Denge-denge. Nama tarian yang cukup unik yang sesuai dengan pertunjukan. Para penari secara berpasangan menari mengikuti sebuah irama musik dan juga lagu khas tanah Ternate.
Tarian dari daerah Halmahera Utara ini umumnya diiringi dengan musik-musik yang berisi syair atau pantun. Syair atau pantun yaitu bertema cinta atau harapan-harapan pada masa mendatang. Tarian khas daerah Maluku yang satu ini juga dapat dipertunjukan secara bergantian, penari pria membalas penari wanita dan juga sebaliknya.
Pertunjukan tari yang dapat dilakukan secara berkelompok ini umumnya dibawakan dengan penari menggunakan pakaian adat Maluku. Warna dari pakaian untuk membawakan tari Denge-denge umumnya yaitu merah atau putih. Para penari nanti akan mengakhiri tari dengan sebuah kesepakatan yaitu menikah.
12. Tari Katreji
Tarian tradisional dari masyakat Maluku yang cukup unik selanjutnya yaitu tari adat Katreji. Berbeda dengan tarian adat Maluku pada umumnya yang sangat mengangkat kearifan lokal. Tarian Katreji ini adalah perpaduan dari budaya antara budaya Ternate dan juga budaya Eropa yaitu Negara Belanda dan Portugis.
Tarian pergaulan ini dapat dibawakan oleh pemuda-pemudi Ternate untuk dapat mengekpresikan semangat dan juga sifat ceria kaum muda. Tarian ini juga begitu populer dan juga sering ditampilkan sebagai tari penyambutan. Masyarakat Maluku juga memakai tari ini untuk media hiburan pada saat pesta pernikahan adat.
Jumlah penari yang terdiri dari 5 pasangan penari yang menggunakan pakaian tradisional Maluku. Gerakan dari tariannya pun cukup unik karena terlihat mirip seperti gerakan pada tarian-tarian khas Eropa.
Meskipun demikian, tarian ini tentu sudah menjadi warisan budaya dan juga telah memberi warna yang berbeda di dalam kebudayaan Maluku.
13. Tari orlapei
Tarian daerah Maluku yang lainnya yaitu Tari Adat Orlapei. Sebuah tarian tradisional yang pada umumnya dipertunjukan untuk menyambut para tamu-tamu kehormatan. Tarian ini sering kita jumpaipada acara pelantikan gubernur sampai penyambutan tamu kehormatan yang akan datang ke Maluku.
Tarian tradional Maluku ini mempunyai gerakan yang cukup lincah. Gerakan di dalam tari ini mempunyai filosofi sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada tamu tersebut. Tari Orlapei adalah simbol kebahagiaan dan juga kegembiraan dari seluruh masyarakat terhadap kehadiran tamu yang sudah berkenan datang ke daerah maluku
Tarian ini juga dapat dibawakan dengan musik pengiring. Pada umumnya alat-alat musik tradisional misalnya suling bambu, ukulele, gitar, dan juga tifa digunakan untuk memainkan musik pengiring tari Orlapei tersebut.
Baca juga : Senjata Tradisional Maluku
14. Tari Poco-poco
Selanjutnya ada tari Poco-poco yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagain masyarakat Indonesia. Tarian adat yang begitu populer ini adalah salah satu tarian khas Maluku yang mulai terkenal sejak tahun 2000an. Banyak juga yang menggunakan gerakan dalam tarian ini sebagai gerakan senam.
Masyarakat pun mulai banyak yang mengetahui dan juga tertarik untuk mencoba melakukan senam poco-poco. Tarian poco-poco ini sendiri adalah salah satu tarian yang sudah lama diciptakan oleh Arie Sapulette. Sosok dari beliau ini merupakan pria Ambin yang berada di balik lagu pengiring gerakan tari poco-poco ini.
Irama musik dan juga liriknya yang sangat mudah dan juga riang membuat tarian ini semakin banyak digemari. Tarian poco-poco dapat memberikan semangat bagi seorang penari dan juga siapa saja yang melihatnya. Umumnya gerakan dari tarian ini lebih menyenangkan dilakukan secara masal di tanah lapang.
Penutup
Namun sebelumnya, kami pada beberapa waktu yang lalu telah memposting beberapa tarian adat dari Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Lampung, Maluku. Sedangkan untuk yang berada di Pulau Jawa kami juga sudah menulis tentang tarian adat Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Akhirnya selesai juga beberapa informasi tentang tarian daerah Maluku yang disertai dengan penjelasannya. Semoga dengan adanya tarian tersebut dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Terimakasih karena sudah mampir di blog ini dan jangan lupa untuk di share ke teman-teman Anda semuanya.