Restuemak.com – Ada banyak hal yang ada pada Jawa Timur, salah satu yang khas dari Jawa Timur adalah keseniannya. Pada dasarnya Jawa Timur mendapat banyak pengaruh dari kebudayaan yang ada pada Jawa Tengah.
Beberapa kebudayaan yang dimiliki Jawa Timur antara lain ada pada bidang tari, pakaian adat, rumah adat, suku-suku dan masih banyak lagi yang ada di Provinsi Jawa Timur.
Table of Contents
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan dalam bahasa Inggris diartikan sebagai culture, yang berasal dari kata Latin yaitu Colere, yang merupakan mengolah atau mengerjakan. Di dalam bahasa Sansekerta adalah buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi (budi atau akal) yang mempunyai arti yaitu sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akhlak manusia.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa budaya adalah sebagai kebiasaan yang telah ada yang turun temurun dilakukan dengan berlandaskan budi pekerti atau akal.
Mengenal Suku Jawa Timur
Suku Tengger konon merupakan keturunan pelarian Kerajaan Mataram tersebar pada pegunungan Tengger dan sekitarnya. Suku Bawean mendiami Pulau Bawean, bagian utara Kabupaten Gresik. Suku Oshing bertempat tinggal pada wilayah Kabupaten Banyuwangi. Orang Samin tinggal pada pedalaman Kabupaten Bojonegoro.
Mayoritas suku yang ada di Jawa Timur adalah Suku Jawa, akan tetapi etnisitas yang ada di Jawa Timur lebih heterogen (beraneka ragam). Untuk suku Jawa umumnya menyebar diseluruh kawasan Jawa Timur. Suku Madura menjadi suku Mayoritas di Jawa Timur pasalnya Suku Madura mendiami di Pulau Madura dan daerah Tapal Kuda (bagian Timur) daerah pesisir utara dan selatan.
Adat Istiadat Jawa Timur
Ada beberapa Adat Istiadat yang ada di Jawa Timur. Berikut ini adalah penjelasan dari adat istiadat jawa timur :
1. Bahasa Adat Istiadat Jawa Timur
Setiap daerah memiliki ciri khas bahasa sendiri begitu juga dengan bahasa Jawa. Bahasa Jawa dituturkan oleh sebagaian besar Suku Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Namun bahasa yang resmi atau nasional di masyarakat Indonesia adalah bahasa Indonesia.
Bahasa Jawa Timuran mempunyai sebuah ciri khas yang blak-blakan dan seringkali mengabdikan tingkatan bahasa layaknya bahasa Jawa baku, sehingga bahasa ini terkesan kasar namun penuturan bahasa ini dikenal cukup fanatik dan bangga dengan bahasanya, bahkan lebih merasa terkesan akrab.
Bahasa jawa memiliki beberapa tingkatan dalam sopan santun dalam penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari, sebagai berikut :
a. Boso Ngoko
Bahasa yang dipakai sehari hari untuk berbicara kepada teman atau sebagainnya.
Boso Ngoko dibagi lagi menjadi 2 yaitu: Ngoko Lugu dan Ngoko Andhap
b. Boso Madya
Boso Madya dibagi menjadi 3 macam yaitu : Madya Ngoko, Madyantara, Madya Krama
c. Boso Krama
Boso Krama dibag menjadi 5 macam yaitu: Krama Lugu, Mudha Krama, Wredha Krama, Krama Inggil dan Krama desa
2. Kesenian Tari yang ada di Jawa Timur
Jawa Timur memiliki banyak sekali Keanekaragaman salah satunya adalah seni tari, terdapat banyak seni tari yang ada di Jawa Timur, seni tari sendiri juga tidak bisa lepas dari kejadian sejarah yang telah terjadi pada jaman dahulu.
Berikut beberapa macam seni tari yang ada di Jawa Timur, antara lain:
a. Tari Remo
Tari Remo merupakan tari yang pada zaman dahulu digunakan sebagai salah satu tarian untuk menyambut tamu agung. Tari ini diciptakan oleh pengamen saat tempo dulu, pada masa itu memang hampir kebanyakan orang diharuskan untuk bisa menari, hingga pengamen juga bisa menari.
Tari Remo biasanya ditarikan oleh laki-laki namun seiring berjalannya waktu tarian ini bisa dibawakan oleh perempuan pula, sehingga muncul nama Tari Remo Putri. Pada zaman dahulu tari ini digunakan sebagai pembuka pertunjukan seni ludruk, lalu dengan berkembangnya zaman tarian ini sering dipentaskan pada pertunjukan kesenian,
Pakaian yang digunakan pun berbeda-beda yaitu gaya Surabayan, gaya Malangan, Remo Putri, Jombangan, dan Sawunggaling. Dan untuk iringan musiknya berupa gamelan.
b. Tari Jaranan Buto
Tari Jaranan Buto berasal dari daerah Banyuwangi. Asal mula kata “Buto” sendiri adalah raksasa. Oleh karena itu Tari Jaranan Buto memiliki arti kuda lumping raksasa.
Tari Jaranan Buto biasanya ditarikan oleh 16 sampai 20 orang. Hanya saja seni tari ini hampir musnah atau hilang. Umumnya tari Jaranan Buto dipentaskan ketika ada acara khitanan dan pernikahan.
Tari Jaranan Buto dibasa ditarikan oleh laki-laki, mereka memakai make up tebal dan sangat menakutkan. Konon ada cerita yang beredar bahwa Jaranan Buto diambil dari minak jinggo, sosok manusia yang memiliki wajah raksasa.
Gerakan pada tarian Jaranan Buto juga cukup ekstrim, karena ada adegan bertengkar, tak jarang juga pada akhir acara ada pemain yang mengalami kesurupan. Iringan musik yang digunakan adalah kendang, dua gong besar, kecer, dua bonang, dan kempul terompet.
c. Tari Reog
Tari Reog merupakan tarian yang berasal dari Ponorogo. Ciri khas dari tarian kesenian ini adalah topeng singa dan merak yang memiliki ukuran besar, warok, dan gamblak.
Reog merupakan salah satu budaya daerah yang masih sangat kental dengan hal – hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan.
Seni tari reog biasanya terdiri dari 2 sampai 3 tarian pembuka. Untuk tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 orang pria gagah berani dengan menggunakan pakaian serba hitam dengan wajah dipoles warna merah. Penari pria ini biasanya menggabarkan sosok singa yang pemberani.
Tarian kedua dibawakan oleh 6 – 8 orang wanita yang menaiki kuda-kudaan. Pada tradisi reog tradisional penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang menggunakan pakaian wanita. Tarian ini sering disebut tarian jaran kepang, tapi tari ini beda dengan tarian kuda lumping.
Tarian ketiga jika ada biasanya diperankan oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu.
Setelah tarian-tarian pembuka selesai, maka dilanjutkan dengan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana kesenian reog ini ditampilkan. Jika acaranya berhubungan dengan acara pernikahan maka yang akan diperankan adalah adegan percintaan. Untuk khitanan atau hajatan biasanya adegan ceritanya pendekar.
Adegan terakhir dari seni reog adalah singo barong. Yaitu seorang penari memakai bentuk topeng berbentuk kepala singa dan menggunakan mahkota yang terbuat dari bulu merak. Konon singo barong ini ada cerita sejarah yang terkandung dalam topeng ini.
Pada kesenian reog tedapat 5 komponen yaitu:
1) Prabu Kelono Sewandono
2) Patih Bujangganong
3) Jathil
4) Warok
5) Pembarong
d. Tari Gandrung
Tari Gandrung adalah seni teri yang berasal dari daerah Banyuwangi. Tarian ini biasanya dibawakan sebagai wujud rasa syukur masyarakat Banyuwangi setelah masa habis panen.
Tari ini melibatkan seorang penari profesional yang menari bersama tamu dan iringan musik yang dipakai adalah Gamelan.
e. Tari Wayang Topeng
Disebut tari wayang dikarenakan menggunakan pakaian seperti wayang kulit, pada zaman dahulu tarian ini diadakan hanya sebagai pertunjukan ritual saja. Tari Wayang Topeng berasal dari kawasan Malang.
Tari Wayang Topeng digunakan saat agama Islam memasuki wilayah jawa, tarian ini digunakan sebagai salah satu trik untuk merebut hari orang jawa untuk mengikuti ajaran agama islam, yang pada saat itu masih beragama Hindu kental.
Tari wayang topeng dilambangkan sebagai rasa apresiasi pada wajah nenek moyang. Pada saat itu topeng memiliki arti menghargai roh leluhur, oleh sebab itu tidak heran jika tarian ini bernuansa mistik.
Perbedaan tari topeng asal Jawa Timur dan Jawa Barat adalah Jawa Barat menggunakan background sejarah wayang golek, untuk Jawa Timur mengisahkan cerita Ramayana dan Panji. Iringan musik umumnya menggunakan Gong, Bonang, Gamelan, dan Kendang.
3. Budaya dan Tradisi di Jawa Timur
Selain mempunyai sebuah tari yang khas jawa timur tidak akan lepat dari sebuah Budaya dan Tradisi yang masih lekat sampai sekarang.
Jawa Timur juga memiliki beberapa budaya dan tradisi yang unik, sebagai berikut:
1. Karapan Sapi
Merupakan tradisi khas Pulau Madura, yang memiliki tradisi unik bernama Karapan Sapi. Caranya dengan menarik sebuah kereta, dua ekor sapi berlomba dengan di iringi oleh gamelan Madura yang biasa disebut saronen.
Sapi yang digunakan untuk beradu kecepatan yang dipasangkan untuk menarik kereta dari kayu sebagai tempat joki berdiri serta mengendalikan sapi. Acara Karapan Sapi biasanya diselenggarakan pada bulan Agustus-Oktober, dengan bulan terakhir untuk acara final.
Dahulu acara ini bukanlah sebuah acara perlombaan yang memperebutkan sebuah piala bergilir ang dulu bernama Piala Presiden dan berubah menjadi Piala Gubernur sejak tahun 2013. Melainkan sebuah cara untuk mencari sapi yang kuat untuk membajak sawah.
Jalur yang digunakan dilintasan karapan sapi biasanya panjangnya sekitar 100 meter. Dan ketika lomba sekitar sepuluh sampai lima belas detik.
2. Ritual Tumpeng Sewu
Tumpeng sewu adalah tradisi adat Suku Osing, suku asli di Banyuwangi yang diadakan setiap tahunnya seminggu sebelum Hari Raya Idul Adha sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Uniknya, tidak jarang warga dari luar desa, luar kota atau bahkan luar negeri juga datang ke daerah tersebut demi ingin mengikuti tradisi yang sajak dulu ada dan sudah turun temurun ini.
Sebelum memakan tumpeng sewu, warga melakukan mepe kasur atau dalam bahasa indonesia berarti menjemur kasur secara masal di halaman rumah pada pagi hari, kemudian pembacaan doa dan ritual. Sekarang, tidak cuma mepe kasur, doa dan ritual, tapi ada pertunjukan seninya pula.
3. Festival Bandeng
Festival Bandeng berasal dari Sidoarjo. Festival Bandeng biasa dilakukan setiap tahunnya sebelum Hari Raya Idul Fitri atau dalam rangka memperingati hari besar Islam lainnya.
Hal ini dikarenakan merupakan sebuah budaya tradisional tahunan dari masyarakat serta upaya dari Pemerintah Sidoarjo untuk melestarikan ikan bandeng, dikarenakan Sidoarjo terkenal dengan penghasil ikan jenis bandeng, hal ini terbukti dari logo Kabupaten Sidoarjo.
Sebelum lumpur lapindo melanda, festival ini tidak hanya memamerkan ikan ukuran jumbo milik petani tambak, akan tetapi juga terdapat kegiatan lelang iakn bandeng kawak/besar.
4. Upacara Kasada
Upacara Kasada atau Sukasada merupakan hari raya adat suku Tengger yang dilaksanakan setiap hari ke – 14 pada bulan Kasada dalam kalender Jawa. Upacara ini dimaksudkan sebagai persembahan untuk Sang Hyang Widhi dan leluhur.
Dalam pelaksanaan Upacara Kasada, Suku Tengger melempar berbagai sesajen berupa produk ternak, buah – buahan, sayuran bahkan uang ke kawasan Gunung Bromo.
Masyarakat Tengger sendiri adalah pemeluk agama Hindu lama yang beribadah di danyang, poten dan punden. Poten inilah yang digunakan sebagai tempat Upacara Kasada dilakukan. Poten merupakan sebidang tanah di lautan pasir di kaki Gunung Bromo dan terdiri dari beberapa bangunan yang disusun sedemikian rupa.
Upacara Kasada juga mepunyai banyak manfaat bagi masyarakat suku Tengger itu sendiri. Selain digunakan sebagai peringatan pengorbanan Rade Kesuma ( anak Jaka Seger dengan Lara Anteng ) dan juga sarana untuk meminta keselamatan.
Upacara Kasada telah mampu menarik perhatian wisatawan untuk datang menontonnya, sehingga menjadi daya tarik tersendiri wilayah ini dan menambah pemasukan lebih untuk kawasan wisata Gunung Bromo.
5. Kesenian Drama di Jawa Timur
Jawa Timur memiliki seni drama yaitu Ludruk dan Ketoprak. Ludruk adalah kesenian drama yang umumnya menceritakan kehidupan sehari – hari rakyat jelata. Ludruk juga sering dipadukan dengan humor dan kritik sosial. Biasanya pemain atau pemerannya adalah laki-laki.
Sedangkan ketoprak hampir sama dengan ludruk, hanya saja ketoprak menceritakan tentang kehidupan istana yang mewah.
Sebenarnya ada banyak seni drama yang ada di Jawa Timur dan terkenal pula di berbagai daerah di luar Jawa Timur. Tapi seiring dengan perkembangan zaman kesenian ini mulai menghilang dan jarang sekali ditemui pada masa kini.
Sudah sepantasnya menjadi tugas kita sebagai generasi penerus bangsa untuk terus melestarikan budaya yang ada dilingkungan kita.
Musik di Jawa Timur
Musik tradisional juga merupakan adat istiadat yang ada di Jawa Timur. Hampir sama dengan musik gamelan Jawa Tengah. Misalnya macam laras (tangga nada) yang dipakai adalah gamelan berlaras pelog dan berlaras slendro.
Nama – nama gamelan yang ada di Jawa Timur juga ada yang mirip denga yang ada di Jawa Tengah, contohnya gamelan munggang, gamelan skaten, gamelan kodok ngorek dan gamelan gede.
Pada zaman sekarang gamelan ini sering digunakan untuk pengiring berbagai macam acara, seperti mengiringi pagelaran ketoprak, wayang kulit, tari – tarian, upacara skaten, pernikahan, khitanan, keagamaan bahkan acara kenegaraan. Gamelan di pulau Madura dinamakan gamelan sandur.
Pakaian Adat Istiadat di Jawa Timur
Pakaian adat yang ada di Jawa Timur jika sekilas dilihat hampir mirip dengan pakaian adat yang ada di Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan masyarakat Jawa Timur secara historis memang mendapatkan pengaruh kebudayaan dari Jawa Tengah.
Baju adat yang ada pada wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah mempunyai perbedaan dari segi filosofi. Umumnya pakaian adat Jawa Tengah memiliki nilai – nilai kesopanan dan tata krama, sedangkan untuk pakaian adat Jawa Timur lebih menonjol kepada nilai – nilai ketegasan dan tetap terlihat sederhana namun menjunjung tinggi pada nilai etika.
Perbedaan pakaian adat Jawa Timur dan Jawa Tengah dapat di lihat dari segi perlengkapan pakaian yang digunakan. Baju adat Jawa Timur umumnya menggunkan beberapa aksesoris yang unik, seperti tongkat (sebum dhungket), penutup kepala (odheng), arloji rantai, juga selendang kain yang di slempangkan pada bahu.
Senjata Tradisional di Jawa Timur
Jawa Timur memiliki senjata adat yang sangat erat hubungannya dengan produk budaya suatu masyarakat. Selain itu senjata tradisional juga digunakan untuk melindungi diri dari serangan musuh, senjata tradisional juga dipakai untuk alat bantu dalam kegiatan berburu dan berladang.
Senjata tradisional memiliki fungdi saat ini lebih menjadi identitas suatu bangsa yang turut memperkaya keanekaragaman kebudayaan di Nusantara.
Itulah diatas sedikit penjelasan tentang adat istiadat yang ada di jawa timur semoga dengan adanya artikel diatas dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan untuk kita semuanya. Sekian dan Terimakasih.