Pakaian Adat Yogyakarta – Adalah jenis pakaian adat yang cukup khas dalam penggunaan baju surjan dan juga kebaya dalam keseharian masyarakat umum di daerah Yogyakarta.
Selain itu juga terdapat sebuah baju khusus yang dipakai pada acara-acara tertentu dimulai dari pekerja sampai putra atau putri para sultan.
Terdapa pula aturan khusus bagi para wanita yang belum menikah dan juga bagi yang sudah menikah dalam penggunaan busana dalam keseharian mereka.
Cukup menarik untuk disimak bukan? Untuk lebih jelasnya kita akan membahas satu persatu tentang pakaian adat Yogyakarta dimulai dari keunikan sampai dengan ciri khas yang dimilikinya, berikut ini adalah penjelasannya:
Table of Contents
Penjelasan Pakaian Adat Yogyakarta
Pakaian adat Yogyakarta mempunyai busana yang beragam dan memiliki ciri khas yang sangat kental akan suasana kerajaan dan juga keraton yang ada di daerah Yogyakarta.
Disini kita akan membahas dari segi misalnya tentang bahan yang dipakai, aksesoris yang dipakai, model rambut sampai beberapa teknik pembuatan busana itu sendiri.
Pakaian adat ini juga mempunyai fungsi yang cukup beragam dalam setiap jenisnya, misalnya digunakan pada upacara adat, upacara pernikahan, penjamuan makan, pesta, sampai sebuah busana yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari.
Jenis Pakaian Adat
Setidaknya ada jenis Sembilan macam pakaian adat yang berada di daerah Yogyakarta, diantaranya adalah sebagai berikut:
Setidaknya ada sembilan macam jenis pakaian adat yang berada di Yogyakarta, diantaranya :
No Jenis Pakaian Adat Yogyakarta
1 Pakaian Adat Semekanan
2 Pakaian Adat Putri Raja Yang Sudah Menikah
3 Pakaian Adat Baju Ageng
4 Pakaian Adat Kebrapon
5 Pakaian Adat Surjan dan Jarik
6 Pakaian Adat Surjan dan Jarik
7 Pakaian Adat Kencongan
8 Pakaian Adat Sabukwala Padintenan
9 Pakaian Adat Abdi Dalem
Baca Juga : Pakaian Adat Betawi
Macam Pakaian Adat Yogyakarta
Berikut ini adalah macam pakaian adat Yogyakarta baik itu pakaian adat yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari atau dalam acara upacara adat Yogyakarta. Berikut ini adalah penjelasannya.
1. Pakaian Adat Semekanan
Pakaian adat Semekanan adalah salah satu busana adat yang dipakai sebagai baju sehari-hari yang digunakan oleh para putri raja yang belum menikah.
Busana ini adalah kain penutup dada dengan ukuran panjang serta lebarnya separuh dari lebar kain panjang biasa.
Pakaian adat Semekanan ini telah terdiri dari kain batik atau nyamping, semekan tritik, baju kebaya satun, dan juga perhiasan berupa subang, gelang serta cincin.
Selain itu juga untuk tatanan rambut ini dibuat berbentuk sanggul tekuk polos tanpa adanya perhiasan.
2. Pakaian Adat Putri Raja Yang Sudah Menikah
Terdapat pulaaturan khusus untuk busana yang digunakan untuk putri raja yang sudah menikah di kesehariannya.
Pakaian adat putri raja yang sudah menikah ini sebenarnya hampir sama dengan pakaian adat semekanan.
Untuk putri raja yang sudah menikah ini menggunakan pakaian semekanan tritik yang telah dilengkapi tengahan, baju keaya berbahan katun, kain jarik atau batik, sanggul tekuk polos tanpa adanya sebuah perhiasan serta hiasan dan juga aksesoris seperti subang, cincin, serta sapu tangan yang berwarna merah.
3. Pakaian Adat Baju Ageng
Pakaian adat baju ageng ini dipakai oleh para pejabat keraton yang sedang dalam melaksanakan tugas. Secara umum busana ini adalah jenis pakaian adat yang memiliki model jas laken yang berwarna biru tua dengan kerah model berdiri.
Busana adat ini mempunyai panjang sampai bokong, lengkap dengan ornament kancing-kancing bersepuh dan juga berwarna emas.
Pada bagian bawahnya yang berwarna hitam dan menggunakan sebuah aksesoris berupa topi yang terbuat dari bahan laken berwarna biru tua, dengan model bulat panjang dan memiliki tinggi kurang lebih 8 cm.
4. Pakaian Adat Kebrapon
Pakaian adat Kebrapon ini adalah salah satu busana adat yang dipakai oleh para putra sultan dalam upacara ageng. Pakaian ini mempunyai beragam jenis, berikut ini adalah jenis dari pakaian adat kebrapon tersebut:
1. Kaningan
2. Kaprajuritan
3. Dan juga Dodotan
Busana adat dodotan pada umumnya dipakai pada saat acara adat garebeg, penobatan raja atau jumenengan dalem, dan juga pisowanan pada saat upacara pernikahan.
Pakaian adat ini terdiri dari kuluk biru dengan tambahan hiasan mundri atau nyamat, kampuh bonca setunggal, dana cindhe gubeg, ora renda yang berwarna kuning, pethak jeruk sak ajar, karset, kamus, rante, timang atau kretep, dan juga keris branggah.
5. Pakaian Adat Surjan dan Jarik
Pakaian adat surjan dan jarik adalah gabungan dari dua surjan yang merupakan sebutan dari bagian atas yang berupa baju dan jarik sebutan untuk bagian bawah sebagai bawahan.
Pakaian adat ini digunakan untuk para pria atau laki-laki dewasa pada masyarakat di daerah Yogyakarta.
Terdapat juga tambahan aksesoris pelengkap misalnya yaitu kain pernutup kepala berupa blangkon yang terkenal di Indonesia yang telah menjadi suatu kewajiban pada saat menggunakan baju surjan, selain itu juga penggunaan surjan dan jarik harus dapat dilengkapi dengan alas kaki berupa sandal atau selop.
6. Pakaian Adat Untuk Wanita Dewasa
Untuk seorang wanita dewasa di masyarakat umum di daerah Yogyakarta terdapat juga pakaian adat yang berupa kebaya dengan bawahan batik atau jarik. Terdapat juga ciri khas khusus yakni pada model tatanan rambut yang disanggul atau di konde.
Bahan kain yang dipakai untuk pembuatan busana adat ini adalah bahan katun, bahan sutra, kain sunduri, nilon, lurik atau bahan-bahan estetis lainnya. Sedangkan untuk bahan kebaya nya itu sendiri menggunakan bahan beludru, brokat, dan juga sutra.
Terdapat juga beberapa teknik yang dipakai dalam pembuatannya misalnya ditenun, dirajut, dibatik, dan juga dicelup.
7. Pakaian Adat Kencongan
Pakaian adat Kencongan adalah sebuah pakaian adat yang dipakai untuk anak laki-laki bagi masyarakat daerah Yogyakarta.
Busana kencongan ini terdiri dari kain batik yang digunakan dengan baju surjan, lonthing tritik, ikat pinggang yang berupa kamus songketan dengan chatok yang terbuat dari suwasa atau emas berkadar rendah.
Sedangkan untuk pakaian yang digunakan sehari-hari para anak laki-laki masyarakat daerah Yogyakarta yang terdiri dari baju surjan, kain batik dengan wiru di tengah, lonthong tritik, kamus songketan, timang, dan juga menggunakan dhestar sebagai penutup kepala.
8. Pakaian Adat Sabukwala Padintenan
Apabila tadi kita sudah membahas busana yang dipakai oleh anak laki-laki, pakaian adat sabukwala padintenan ini adalah busana adat yang dipakai untuk anak perempuan di masyarakat daerah Yogyakarta.
Busana ini mempunyai bentuk kain atau jarik batik bermotif parang, gringsing atau ceplok, baju katun, ikat pinggang kamus yang telah dihiasi dengan hiasan bermotif flora atau fauna, menggunakan lonthong tritik, dan juga memakai chatok dari perak berbentuk kupu-kupu, burung garuda atau merak.
Selain itu juga penggunaan dari aksesoris atau perhiasan, rambut yang dibuat model disanggul atau konde.
Adapun jenis perhiasan atau yang dipakai adalah perhiasan dari subang, kalung emas dengan liontin yang berbentuk mata uang atau dinar, gelang berbentuk ular atau gligen, atau juga model sigar penjalin sebagai pelengkapnya.
9. Pakaian Adat Abdi Dalem
Pakaian adat abdi dalem adalah salah satu busana yang dipakai oleh seluruh pegawai atau karyawan kerajaan atau keraton. Terdapat dua jenis atau macam dari busana adat abdi dalem yakni :
Sikep Alit. Pakaian adat sikep alit ini terdiri dari kain batik sawitan, baju hitam dari bahan laken dengan memakai kancing yang terbuat dari bahan tembaga maupun kuningan yang disepuh emas, kancing tersebut umumnya berjumlah 7 sampai 9 buah. Terdapat juga penutup kepala destar, keris model gayaman, selop hitam, topi pet hitam dengan pasmen emas.
Langenarjan. Pakaian adat ini terdiri dari pakaian dengan perlengkapan kain batik, baju bukakan, yang telah dibuat dari bahan laken berwarna hitam, kemeja putih dengan kerah model berdiri, destar, keris model ladrangan atau gayman, selop yang berwarna hitam, dan juga dari berwarna putih dengan model kupu-kupu.
Pakaian adat sikep alit ini biasa dipakai sebagai busana dalam sehari-hari untuk melaksanakan tugas harian di keraton Yogyakarta.
Sedangkan untuk pakaian adat Langenarjan digunakan pada waktu malam untuk sebuah acara tertentu saja misalnya pertemuan dan juga jamuan makan malam dalam suatu pesta.
10. Penutup
Demikian lah sedikit penjelasan singkat tentang pakaian adat Yogyakarta, semoga dengan adanya penjelasan diatas ini dapat bermanfaat dan juga memberikan informasi serta wawasan bagi pembaca khususnya yaitu dibidang kebudayaan Indonesia.