Rumah Adat Joglo : Sejarah, Ciri Khas, dan Jenisnya {LENGKAP}

Rumah adat joglo adalah salah satu jenis rumah adat dari daerah Jawa Tengah yang mempunyai banyak keunikan dan oleh karena itu masih banyak digunakan hingga saat ini.

Jika kalian sedang berkunjung ke wilayah pedesaan di Jawa Tengah, kalian pasti akan menemukan masih banyak rumah adat joglo yang masih digunakan oleh masyarakat sekitar pedesaan tersebut.

Sebagai salah satu rumah adat tradisional, rumah ini mempunyai ciri khas dan keunikan tersendiri yang mengagumkan.

Jika dilihat dari segi arsitektur, rumah joglo memiliki nilai fungsional yang sejalan dengan falsafah hidup dan nilai filosofi masyarakat jawa.

Kemudian ketika dipandang dari segi budaya rumah adat joglo mempu menghadirkan distinct value terhadap sebuah khazanah perumahan tradisional yang ada di Indonesia.

Tidak heran apabila rumah adat joglo menjadi salah satu rumah adat terpopuler di Indonesia dan bahkan telah di bangun juga replikasnya di luar negeri, yaitu tepatnya di Slovenia.

Kalian ingin mengetahui lebih banyak tentang rumah adat Yogyakarta ini? Yuk, simak ulasannya berikut ini.

Sejarah Rumah Adat Joglo

Rumah Adat Joglo
Rumah Adat Joglo

sejarah dari rumah adat Joglo ini terditi dari 2 kara yang telah digabung menjadi satu. Yakni kata “Tajung” dan kata “Loro” yang mempunyai arti menggabungkan dua tajung. Sedangkan untuk tajug sendiri adalah bentuk atap seperti bentuk pyramid.

Masyarakat di jawa pada saat itu memilih tajug sebagai model atap rumah ini, di karenakan bentuknya yang hampir mirip sama dengan bentuk gunung. Pada zaman dahulu, gunung telah dianggap sebagai salah satu tempat yang sakral oleh masyarakat yang hidup pada zaman itu.

Gunung telah di percaya sebagai salah satu tempat tinggal para dewa yang mereka telah yakini. Jadi tidak akan heran jika dulu banyak menemukan berbagai jamuan di sekitar gunug.

Rumah adat ini juga mempunyai bangunan yang unik dan mempunyai filosofi masing-masing. Contoh saja sebuah atap joglo yang disusun dengan empat tiang yang biasa dikenal dengan soko guru

Empat tiang yang ada pada atab rumah ini juga mempunyai filosofi yaitu sebuah gambaran kekuatan dari empat penjuru mata angin.

Dimana dapat memberikan sebuah keyakinan bahwa berlindung di rumah dengan atap soko guru mampu untuk menghindari terjadinya bencana. Tidak hanya itu jenis dari atap ini, juga sebagai sebuah tanda bukti terimakasih dan pujian terhadap sang guru.

Jenis Rumah Adat Joglo

Rumah Adat Joglo
Rumah Adat Joglo

Terdapat jenis-jenis rumah adat joglo, berikut ini adalah jenis dari rumah adat joglo tersebut.

1. Joglo Sinom

Bangunan ini telah menggunakan 36 tiang dan empat di antaranya adalah saka guru.

Untuk atapnya mempunyai empat sisi dan masing-masing mempunyai tiga tingkat dan satu bubungan.

Bentuk bangunan ini berasal dari pengembangan rumah joglo yang telah menggunakan teras keliling

2. Joglo Jompongan

Joglo Jompongan yaitu rumah joglo yang menggunakan dua pintu geser dengan denah yang berbentuk kubus.

Bentuk ini merupakan salah satu bentuk dasar dari rumah joglo.

3. Joglo Pangrawit

Joglo Pangrawit merupakan salah satu rumah joglo dengan lambing gantung, atab berbentuk kubah dari atap penganggap, dan atap yang terletak di bagian atas penanggap.

Setiap dari sudur Joglo Pangrawit dilengkapi dengan tiang yang biasa disebut dengan “saka”

4. Joglo Mangkurat

Untuk jenis rumah adat joglo Mangkurat hampir mirip dengan joglo pengrawit, akan tetapi lebih tinggi dan atapnya akan dihubungkan dengan atap penanggap dengan menggunakan penitih.

Atapnya terdiri dari tiga laintai yaitu lantai atas, pusat penerimaan, dek bawah (teras). Akan tetapi jika diberikan ke satu atap di bawah penghuninya itu disebut dnengan atap.

5. Joglo Lawakan

Bangunan dari joglo ini menggunakan 16 tiang dan 4 diantaranya adalah saka guru. Untuk atapnya sendiri terdiri dari empat sisi dengan 2 susun bubungan.

7. Joglo Semar Tinandhu

Rumah joglo ini pada umumnya digunakan untuk patung atau gerbang kerajaan.

Namun, dari tiang utama atau saka guru di rumah ini diganti dengan dinding penghubung, sehingga lantai bawah atap lebih luas dan atapnya lebih tinggi.

Untuk udara yang masuk masih mudah untuk dipengaruhi oleh udara dari depan, akan tetapi lebih dingin di karenakan atapnya yang miring sehingga dapat memberikan perbedaan udara antara bagian depan dengan bagian dalamnya.

8. Joglo Limasan

Rumah adat Joglo limasan merupakan salah satu jenis rumah adat Joglo Jawa yang bentuknya sama dengan rumah adat Sumatera Selatan dan juga rumah Adat Jawa Barat, yaitu perahu nangkub.

Rumah adat ini mempunyai sisi kanan dan sisi kiri yang berbentuk segitiga sama kaki. Sedangkan, untuk sisi depan dan belakangnya berbentuk trapesium.

9. Rumah Adat Joglo Hageng

Joglo Hageng merupakan rumah adat joglo Jawa yang megah dan mewah. Pada zaman dahulu rumah ini hanya dimiliki oleh keluarga bangsawan dan juga keluarga kaya.

Untuk halaman dari rumah Joglo hageng ini lebih luas jika dibandingkan dengan rumah joglo lainnya. Selain itu, rumah ini juga mempunyai beberapa pilr yang lebih banyak.

Rumah Joglo hageng mempunyai atap bersusun tiga dan pada setiap ujungnya terdapat lstplan. Atap utama dan kedua dari rumah ini lebih pendek jika dibandingkan dengan joglo lainnya. Joglo ini mempunyai ciri atap tritisan keliling yang luas.

10. Rumah Adat Joglo Rembang

Joglo Rembang merupakan jenis rumah adat joglo yang berasal dari daerah Rembang, Jawa Barat. Rumah joglo ini biasa disebut dengan Bacokan atau rumah bacokan.

Pada zaman dahulu, Joglo Rembang ini terbuat dari gedheg atau anyaman bamboo dan juga berlantai tanag untuk orang yang tergolong kelas bawah. Sedangkan, untuk seorang golongan atas membuat Joglo Rembang dengan menggunakan kayu jati dan juga lantai keramik.

11. Rumah Adat Joglo Pati

Rumah adat Joglo Pati ini mempunyai 4 bagian ruangan yang dapat disebut dengan Jogosatru, Gedongan dan Pawon.

12. Rumah Adat Joglo Kudus

Joglo Kudus ini biasa disebut juga dengan Joglo Pencu. Rumah adat ini merupakan jenis rumah adat Joglo Jawa yang berasal dari Kudus, Jawa Tengah.

Rumah adat ini mempunyai ciri khas di bagian atap genteng yang disebut dengan Pencu. Untuk bangunan dari rumah adat ini berasal dari beberapa budaya luar misalnya, Jawa, Persia, Cina dan Eropa.

13. Rumah Adat Joglo Semar Tinandhu

Joglo Semar Tinandhu atau disebut dengan Joglo Semar Diusung atau Semar Dipukul. Joglo ini pada umumnya digunakan untuk regol atau gerbang kerajaan dengan bantuknya yang terinspirasi dari bentuk tandu.

14. Rumah Adat Joglo Lambangsari

Rumah adat Joglo Lambangsari ini mempunyai bentuk persegi panjang. Joglo ini memakai pondasi bebatur atau biasa disebut dengan tanah yang diratakan dan lebih tinggi dari tanah sekelilingnya.

Ciri Khas dan Keunikan Rumah Adat Joglo

Rumah Adat Joglo
Restuemak.com

Berikut ini adalah ciri khas dan keunikan-keunikan dari rumah adat joglo tersebut.

1. Arsitektur Bangunan yang Khas

Sebagai salah satu rumah adat tradisional, rumah adat joglo tentunya mempunyai ciri khas dan keunikan yang tersendiri yang berbeda dengan rumah adat lainnya.

Mulai dari bentuk arsitekturnya, ruangan-ruangan yang ada didalam rumah, sampai fungsi-fungsi spesifik di tiap bangunan rumahnya tersebut.

Terlebih lagi, seluruh dari bangunan ini telah menerapkan nilai filosofi jawa di dalam setiap bagiannya dan itulah semakin menambah ciri khas rumah adat ini.

2. Memiliki Teras Luas

Rumah adat ini telah dibangun dengan teras luar rumah yang cukup luas dan tanpa sebuah sekat.

Bentuk dari teras seperti itu sama dengan yang ada di rumah adat jawa tengah lainnya karena mempunyai fungsinya tersendiri.

Salah satunya adalah sebagai sebuah sarana silaturahmi dan interaksi sosial antara penghuni rumah dengan keluarga lainnya dan juga dengan masyarakat sekitarnya.

3. Dibangun dengan 4 Tiang

Setiap rumah joglo, berapapun jumlah dari tiangnya secara keseluruhan, pasti akan disertai dengan empat tiang utama yang biasa disebut dengan “ saka guru”

Saka guru inilah yang akan menjadi sebuah pondasi utama dan pondasi penegak yang dapat menopang keseluruhan bangunan dari rumah joglo tersebut.

4. Dilengkapi Jendela Besar dan Banyak

Keunikan selanjutnya yang telah menjadi ciri khas dari rumah adat joglo adalah adanya jendela besar dengan jumlah yang banyak.

Model dari jendela besar ini adalah warisan dari colonial Belanda yang kemudian dikombinasikan dengan arsitektur khas daerah jawa.

Jika ditotal dari keseluruhan jendela yang ada pada rumah joglo dari depan sampai belakang dapat mencapai puluhan.

5. Pintu Utama di Tengah Rumah

Letak dari pintu rumah joglo yang berbeda juga menjadi salah satu ciri khas lain yang sangat menonjol dan menjadi sebuah elemen penbeda.

Ya, untuk pintu utama pada sebuah rumah joglo telah terletak di tengah rumah dan kemudian dibangun sejajar dengan ruangan di bagian belakang rumah.

Filosofi dibalik hal ini adalah untuk menggambarkan keterbukaan dan kedekatan antara penghuni ruamah dengan seorang tamu.

6. Terdapat Pager Mangkok

Untuk namanya sendiri memang terdengar cukup unik ya? Namun, artinya tentu sudah bisa untuk di tebak.

Pager atau pagar yang ada didalam bahasa Indonesia tidak tebuat dari sebuah bilah bambo seperti halnya pagar yang ada pada umumnya.

Pagar dari rumah joglo harus dapat terbuat dari tanaman perfu yang mempunyai ketinggian tidak lebih dari 1 meter untuk dapat mempermudah interaksi antar setiap orang.

7. Menggambarkan Status Sosial

Secara tidak langsung, kehadiran dari rumah joglo dapat menggambarkan status sosial pemiliknya.

Untuk biaya pembuatan rumah joglo sendiri dapat dibilang cukup mahal dikarenakan menggunakan material yang cukup banyak dan mahal, misalnya yaitu kayu jati.

Oleh karena itu, kebanyakan dari pemilik rumah joglo dapat dipastikan adalah orang-orang dengan status sosial dan status ekonokmi menengah keatas.

Fungsi Setiap Ruangan

Setiap ruangan yang ada dirumah pastinya mempunyai fungsi tersendiri. Berikut ini adalah fungsi dari setiap ruangan yang ada di rumah joglo.

1. Pendapa

Ruangan pendapa sendiri bisanya berada di bagian depan rumah.

Meskipun begitu, ruangan ini tidak dapat dimasuki oleh sembarang orang yang ingin masuk ke rumah karena terdapat jalan tersendiri.

Ruangan ini dapat difungsikan untuk menggelar berbagai kegiatan formal seperti sebuah pagelaran seni, pertemuan, dan upacara adat.

2. Pringitan

Ruangan ini terletak berada di antara pendapa dan rumah bagian dalam atau omah njero.

Sebetulnya ruangan ini mempunyai fungsi yang hampir sama dengan ruangan pendapa yakni untuk menggelar sebuah pertunjukan seni.

Namun yang menjadi perbedaannya ruangan ini juga dapat dijadikan sebagai jalur masuk.

3. Emperan

Ruangan rumah adat joglo selanjutnya disebut dengan emperan dan menjadi ruang perantara bagi pringitan dan omah njero.

Di dalam ruangan ini umumnya terdapat dua buah kursi kayu serta meja yang dapat digunakan untuk menyambut tamu.

Inilah ruangan yang dapat digunakan untuk menerima tamu, bersantai, maupun untuk menggelar kegiatan umum lainnya.

4. Omah Njero

Omah njero atau nama lainnya yaitu omah mburi, atau omah ageng yang bermakna rumah bagian dalam.

Secara spesifiknya, “omah” dalam bahasa jawa artinya hal-hal domestic, oleh karena itu fungsinya pun menjadi berbeda.

Fungsi spesifik dari omah njero adalah untuk digunakan sebagai tempat tinggal.

5. Senthong Kiwa

Terdapat pada bagian sebelah kanan rumah, ruangan ini mempunyai beberapa ruangan di dalamnya.

Beberapa ruangan tersebut mempunyai fungsi tertentu yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

Beberapa di antaranya dapat digunakan untuk gudang, ruang penyimpanan makanan, kamar tidur, dan fungsi lainnya.

6. Senthong Tengah

Seperti namanya yaitu tempat ini berada di bagian tengah di dalam rumah.

Istilah lain untuk menyebut bagian tumah ini adalah pedaringan, krobongan, dan boma.

Fungsi utama dari ruangan ini adalah untuk dapat menyimpan berbagai benda pusaka milik keluarga karena letaknya jauh dari dalam rumah tersebut.

7. Senthong Tengen

Untuk ruangan senthong tengen tidak jauh berbeda dengan senthong kiwa baik itu perbedaan dari fungsi maupun pembagian ruangannya.

8. Gandhok

Gandhok adalah ruangan tambahan yang terletak di sekeliling sisi belakang dan samping bangunan utama tersebut.

Ruangan ini hanya dapat digunakan untuk keperluan-keperluan tambahan yang tidak dapat diakomodai oleh rumah utama tersebut.

Rumah Adat Jawa Tengah Lainnya

Rumah Adat Jawa Tengah
https://mapelweb.com

Meskipun diantara rumah adat yang ada di Jawa Tengah yang paling popular adalah rumah adat joglo, tetapi masih ada beberapa rumah adat yang patut untuk annda ketahui, diantaranya :

Rumah Adat Panggang Pe

Rumah ini mempunyai enam tiang. Separuh dari tiangnya ada di depan dan dibuat lebih pendek ketimbang tiang yang ada dibelakangnya. Menurut sejarah yang ada, rumah ini dahulu digunakan untuk hunian dan sekaligus warung tempat berjualan.

Rumah adat ini mempunyai beberapa jenis yaitu gendhang salirang, gendhan setangkep, empyak setangkep, trajumas, cece gencet, dan juga barengan.

Ketiga jenis yang pertama memiliki kesamaan yakni adalah dua rumah yang telah dijadikan satu. Sementara rumah panggang pe trajumas mempunyai enam penyangga.

Sedangkan untuk rumah barengan mempunyai dua atau lebih rumah panggang pe yang berderetan. Rumah jenis ini sebagian besar berbahan dari kayu tanpa cat dan menggunakan atap dari genting. Rumah panggang pe sendiri masih dapat kalian temukan di daerah jawa tengah yang berbatasan dengan Yogyakarta.

Rumah Adat Kampung

Rumah adat kampong merupakan salah satu rumah bagi masyarakat yang berada di suku Jawa dari kalangan menengah ke bawah. Sehingga, di daerah-daerah pedesaab masih cukup mudah untuk ditemukan.

Rumah ini mempunyai bentuk yang hampir sama dengan rumah adat panggang pe yang disatukan. Hanya saja terdapat dua teras didepan dan belakang rumah.

Ciri khusus yang ada pada rumah kampung yaitu tiang yang berjumlah kelipatan 4, misalnya dari 8, 12, 16 dan seterusnya. Model dari rumah kampung yaitu bangunan standard yang dapat dimodifikasi jadi bentuk lain atau dapat dikombinasikan dengan model baru yang lebih klasik.

Bentuk atap dari rumah ini yaitu segitiga yang apabila dilihat dari sisi samping dengan atap tersebut, ada sebuah penghubung yang menggunakan “wuwungan” atau “bubungan”.

Keseluruhan dari struktur rumah ini menggunakan tiang penyangga yang berupa balok, usuk, atau kayu reng dari pohon jati atau dari kayu lain yang sama kuatnya seperti pohon nangka, mahoni, dan lain sebagainya.

Rumah kampug adalah sebuah rumah adat jawa tengah yang dimiliki oleh masyarakat biasa. Rumah kampung mempunyai beberapa jenis yaitu kampung pokok, dara gepak, pacul gowang, lambing teplok, cere gencet, dan juga apitan.

Rumah Adat Tajug

Fungsi dari rumah tajug yaitu sebagai tempat ibadah dan tempat sakral lainnya. Sehingga, untuk orang biasa tidak boleh membangun rumah dengan bentuk mirip dengan tajug karena kekhususan tersebut. Istilah tajug sendiri juga sering digunakan untuk menyebut mushola, masjid, dan surau yang ada di beberapa daerah di Jawa.

Ciri khas yang ada di rumah tajug ada pada atap yang berbentuk seperti bujur sangkar dan mempunyai ujung yang runcing. Umumnya rumah adat jawa tengah yang lain, tajug juga mempunyai beberapa jenis seperti lambing sari, semar sinongsong, mangkurat, dan juga semar tinandu.

Pada saat ini ada masih bisa menyaksikan bentuk dari rumah tajug yakni pada Masjid Agung Demak yang didirikan oleh walisongo pada masa kerajaan demak tempo dahulu.

Rumah Adat Limasan

disebut dengan rumah limasan karena mempunyai bentuk atap seperti bentuk limas. Rumah adat ini mempunyai empat sisi pada bagian atapnya.

Desain dari rumah ini terkenal sederhana tapi sangat indah. Kelebihan dari bangunan limasan ada pada sifatnya yang dapat meredam sebuah bencana gempa bumi.

Rumah adat jawa tengah ini mempunyai ciri khas penggunaan kontruksi atap yang kokoh dan berbentuk lengkungan terpisah antara satu ruang dengan ruang yang lainnya.

Rumah adat ini di bangun dari empat tiang utama. Bangunan tradisional ini masih menggunakan banyak sekali elemen natural.

Sedangkan untuk kemampuannya dalam meredam bencana gempa bumi dikarenakan system struktur yang digunakan. Struktur limasan dapat berupa rangka yang telah memperlihatkan batang kayu.juga dengan cara menerapkan bentuk kubus yang beratap limas, didasarkan pada sifat sambung kayu tersebut, semuanya mempunyai sifat mengantisipasi gaya tarik.

Selain itu, system tumpuan serta sambungannya membuat rumah adat ini dapat meredam sebuah goncangan. System tumpuannya yaitu pada sebuah sendi.

Hal ini berfungsi untuk mengimbangi struktur atas yang bersifat jepit. Untuk sambungannya tidak menggunakan paku tetapi hanya memnggunakan lidah alur yang lebih bertoleransi terhadap gaya pada batang kayu tersebut.

Toleransi ini akan dapat menimbulkan sebuah friksi, sehingga daya bangunannya akan lebih akomodatif untuk menerima gaya gempa.

Ada beberapa jenis dari rumah adat limasan ini yakni Limasan Lambing Sari, Limasan Lambang Gantung, Limasan Trajumas, Limasan Lambang Teplok, Limasan Semar Tinandhu, Limasan Gajah Ngombe, serta Limasan Lambang Gantung Rangka Kutuk Ngambang.

Nah, itulah sedikit ulasan lengkap tentang rumah adat Joglo Jawa Tengah yang masih eksis sampai saat ini. Sudah untuk selayaknya kita sebagai masyarakat Indonesia harus mencintai budayanya sendiri termasuk rumah adat yang ada di daerah masing-masing.

Rumah Adat Jawa Tengah

Leave a Comment