Tari Piring: Sejarah, Keunikan, Fungsi, Busana, dan Gerakannya Lengkap

Tari Piring – Rumah Gadang merupakan salah satu unur budaya yang berupa rumah tradisional dan sudah menjadi ciri khas dari provinsi Sumatera Barat. Namun tahukah kalian, jika ada budaya dalam bentuk seni tari yang sudah menjadi identitas provinsi tersebut? Ya! Namanya yaitu Tari Piring.

Provinsi yang sudah terkenal dengan kuliner masakan Padang ini merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai tingkat kebudayaan yang tinggi. Seperti dalam segi bahasa daerah, pakaian adat, rumah adat, bahkan tarian adatnya.

Tari piring merupakan tari tradisional yang berasal dari Minangkabau, tepatnya yaitu dari kota Solok, provinsi Sumatera Barat. Nama tarian ini berasal dari bahasa Minangkabau dan memiliki keunikan misalnya tari payung yang berasal dari budaya minang tersebut.

Gerakan dan juga properti yang dikenakan penari membuat tarian ini sangat populer dan diminati masyarakat Indonesia, bahkan masyarakat mancanegara juga turut mengagumi tarian ini.

Oleh sebab itu, Negara Indonesia patut berbangga dengan segala bentuk kebudayaan yang dimiki pada setiap wilayah di nusantara. Senan hal ini turut menjadi identitas dan juga kekayaan bangsa.

Mengenal tari daerah sangat penting untuk dapat meningkatkan wawasan dan juga pengetahuan. Oleh karena itu, berikut ini akan kami sajikan informasi tentang pengertian, sejarah, asal usul, arti atau filosofi, fungsi atau tujuan, dan gerakan yang ada di dalam tari piring.

Pengertian Tari Piring

Tari Piring
Sumber : wacana.com

Tari piring ini sendiri berasal dari daerah Solok, Minangkabau. Tarian ini menggambarkan kehidupan para petani yang sedang bercocok tanam sampai kegiatan pada saat musim panen tiba. Salah satu alat atau properti utama yang digunakan untuk menarikan tarian ini yaitu piring.

Para penari tersebut menggenggam piring di telapak tangan, kemudian piring diayun-ayunkan dengan cepat. Di akhir pertunjukan anda akan dapat menjumpai aksi piring dilontarkan ke udata, kemudian pecahan piring-piring tersebut diinjak-injak oleh para penari tanpa menimbulkan luka pada telapak kaki mereka.

Sejarah Tari Piring

Tari Piring
Sumber: pasbana.com

Pada zaman dahulu, masyarakat Minangkabau ini mempunyai anggapan menarik tentang keberadaan benda bernama piring. Hal ini dapat menimbulkan rasa penasaran di dalam diri masyarakat terhadapat piring tersebut yang dinilai mempunyai keunikan.

Pada saat itu, piring tidak hanya dikenakan sebagai alat makan saja melainkan mempunyai fungsi sebagai salah satu alat kesenian. Salah satu contohnya yaitu sebagai alat untuk menampilkan tari piring tersebut.

Awal mulanya yaitu piring-piring yang dikenakan dalam tarian ini didatangkan langsung dari Cina. Hal ini dapat dikarenakan piring-piring porselen yang berasal dari Cina memiliki nilai estetis yang sangat tinggi, sehingga cocok untuk dikenakan sebagai alat atau properti untuk menari.

Asal Usul Tari Piring

Tari Piring
Sumber: bobo.grid.id

Tari piring ini berasal dari provinsi Sumatera Barat yang tepatnya di daerah Minangkabu. Di dalam bahasa Minangkabau tari piring ini sudah dikenal dengan istilah tari piring tari piriang. Tari ini sudah menjadi simbol kebudayaan daerah masyarakat setempat yang hingga saat ini masih dijaga dan juga dilestarikan dengan baik.

Sekarang, tarian ini tidak hanya dipentaskan di kota Solok saja melainkan juga sudah dipentaskan di berbagai acara nasional bahkan sampai Internasional. Masyarkat sudah percaya bahwa tari piring ini sudah ada sejak abad ke 12 Masehi.

Seni tari sudah menjadi salah satu warisan budaya turun temurun dari nenek moyang masyarakat Minangkabau. Pada zaman dahulu, tarian ini dilakukan oleh masyarakat setempat untuk dipersembahkan kepada para dewa. Namun, pada abad ke 14 pada saat agama Islam masuk ke daerah Minangkabau mulai berubah.

Masuknya ajaran agama Islam membuat kebudayaan masyarakat setempat mengalami sebuah perubahan secara perlahan-lahan yang telah dipengaruhi oleh agama tersebut. Sejak saat itulah tarian ini tidak lagi dikenakan untuk dipersembahkan kepada dewa, namun hanya sebagai media hiburan masyarakat saja.

Walaupun hanya sebagai media hiburan saja, namun tari piring ini mempunyai peran penting bagi masyarakat Minangkabau. Salah satu contohnya pada acara pernikahan. Nilai budaya yang terkandung di dalamnya yaitu harapan agar kedua mempelai memiliki kehidupan rumah tangga yang harmonis.

Tidak heran lagi jika tarian tersebut dapat Anda jumpai ketika menghadiri pesta pernikahan masyarakat Minang. Hal ini dapat dilakukan karena tarian ini sudah menjadi tradisi dan juga sudah menjadi kebanggaan masyarakat Minang. Selain itu, upaya inilah juga bertujuan untuk dapat melestarikan warisan budaya daerah.

Baca juga: Pakaian Adat Sumatera Utara

Tujuan Fungsi Tari Piring

Tari Piring
Sumber : neprona.com

Tari piring zaman dulu hanya dipentaskan di dalam acara-acara tertentu saja. Misalnya yaitu pada upacara adat, upacara pernikahan, upacara setelah panen pada maupun hasil bumi lainnya, pengangkatan penghulu, dan khitanan.

Tarian ini digelar sebagai salah satu bentuk rasa syukur yang dapat diungkapkan oleh masyarakat kepada Allah yang sudah memberikan hasil panen yang melimpah. Namun, orang zaman dahulu sudah percaya bahwa ungkapan rasa syukur tersebut ditujukan kepada dewi padi yang bernama Sang Sri.

Seiring dengan perkembangan zaman, tari ini juga dapat dipentaskan dalam berbagai acara. Misalnya yaitu untuk menyambut tamu agung, pameran, festival, menyambut hari kemerdekaan Indonesia dan juga hari-hari besar lainnya.

Makna Filosofi dalam Tari Piring

Tari Piring
Sumber : Wonderfulmingkabau.com

Pada saat menari, seorang penari menggenggam dua piring memakai telapak tangan. Kemudian, digerakkan sangat cepat dengan cara diayunkan ke depan dan juga ke belakang. Denting dua cincin dan juga piring menjadi selingan bunyi saat penari mengetukkan jari ke piring.

Di dalam pertunjukan tari piring, piring tersebut disusun di atas telapak tangan. Hal ini memiliki arti sebagai simbol yang ditujukan kepada Tuhan. Selain itu, tari tersebut menjadi wujud ras syukur yang sangat dipanjakan kepada Tuhan.

Baca juga: Pakaian Adat Sulawesi Utara

Keunikan dari Tari Piring

Tari Piring
sumber: tedas.id

Berikut ini adalah penjelasan dari keunikan tari piring tersebut:

1. Menggunakan Media Utama Berupa Piring

Dalam tari piring, alat utama yang dikenakan untuk menari yaitu piring. Alat ini sudah menjadi salah satu ciri khas yang dapat membedakan antara taian ini dengan jenis tarian lainnya misalnya tari payung.

2. Mempunyai Gerakan Tari yang Unik

Keunikan ini terletak pada piring yang tidak jatuh ketika penari bergerak. Piring tersebut diletakkan di telapak tangan dengan digenggam. Berikutnya, piring digerakkan dan diayun-ayunkan.

3. Dentingan Cincin

Selama tarian berlangsung, Anda akan mendengarkan suara dentingan dari cincin yang sudah mengiringi bunyi tersebut. Suara dentingan ini menjadi salah satu ciri khas tarian yang unik.

4. Adanya Aksi Menari di Atas Pecahan Piring

Aksi menari di atas piring ini dapat dilakukan oleh penari di akhir pertunjukan. Piring dilempar ke lantai kemudian penari menari di atas pecahan piring. Aksi ini sangat unik karena Anda tidak akan menjumpai pada tari-tari lainnya.

Baca juga: Senjata tradisional Jawa Barat

Busana Tari Piring

Tari Piring
sumber: wordpress.com

Penari tari piring menggunakan busana atau pakaian tradisional. Pakaian yang digunakan oleh penari pria dan penari wanita berbeda namun seragam. Dengan demikian, keduanya tetap dapat menampilkan kekompakan. Para penari pria mengenakan kostum berupa rang mudo.

Ciri-ciri dari rang mudo yaitu lengannya panjang, dijumpai hiasan yang berupa missia atau renda emas. Ada pun celana yang dikenakan oleh penari pria dikenal dengan istilah saran gelombang. Ciri khas celana ini yaitu ukurannya yang besar dan warna bagian tengah sama dengan warna baju atasannya.

Selain itu, penari pria juga mengenakan cawek pinggang dan sisampek yang bentuknya mirip dengan kain songket. Ada pun cara menggunakannya yaitu dililitkan di pinggang. Kain ini panjangnya selutut. Umumnya, di ujung cawek pinggang dan juga sisampek diberi rumbai-rumbai sebagai hiasan.

Penari wanita menggunakan baju kurung pada saat menari. Bahan pembuatan baju ini dari kain satin dan beludru. Ada pun beberapa hiasan yang dikenakan penari wanita yaitu berupa kain songket yang difunakan di bagian kiri badan dan juga aksesoris lainnya misalnya kalung rumbai.

Gerakan Tari Piring

Tari Piring
sumber: kemlu.go.id

Berikut ini adalah beberapa penjelasan dari gerakan-gerakan yang ada di dalam Tari Piring, berikut adalah penjelasannya:

1. Gerak Pasambahan

Gerakan pasambahan adalah gerakan tari sebagai wujud rasa syukur dan juga permohonan kepada Allah. Tujuannya yaitu agar tarian ini dapat berjalan lancer. Pada umumnya, gerakan tari ini dapat dilakukan oleh penari pria.

2. Gerak Singanjuo Lalai

Gerak singanjuo lalai ini umumnya dilakukan oleh penari wanita. Gerakan ini mempunyai makna suasana di pagi hari dan dapat menggambarkan seorang wanita yang lemah lembut.

3. Gerak Mencangkul

Makna dari gerakan ini yaitu para petani yang sedang melakukan aktivitas mencangkul di sawah.

4. Gerak Menyiang

Arti dari gerakan ini yaitu untuk menggambarkan aktivitas para petani ketika membersihkan tanah di sawah yang akan dikenakan untuk bercocok tanam dari hama atau sampah.

Baca juga : Pakaian Adat Sumatera Barat

5. Gerak Membuang Sampah

Arti dari gerakan ini yaitu untuk menunjukka para petani yang membuang sampah hasil dari kegiatan penyiangan.

6. Gerak Memagar

Gerakan ini telah mengandung arti pembuatan pagar untuk sawah oleh para petani. Tujuannya yaitu agar tidak ada binatang yang masuk ke sawah untuk merusak tanaman tersebut.

7. Gerak Menyemai

Arti dari gerakan ini yaitu benih padi sedang disemai oleh para petani.

8. Gerak Mencabut Benih

Gerakan ini dapat menunjukkan aktivitas petani ketika mencabut benih padi untuk ditanam.

9. Gerak Bertanam

Arti dari gerakan ini yaitu para petani menanam satu per satu benih yang sudah dicabut.

10. Gerak Melepas Lelah

Gerakan ini dapat menunjukkan aktivitas istirahat petani setelah bekerja di sawah untuk melepas lelah.

11. Gerak Mengantar Juadah

Gerakan ini dapat menunjukkan gambaran orang yang mengantarkan sarapan atau makan siang kepada para petani yang sudah bekerja di sawah.

12. Gerak Mengambil Padi

Gerak ini mengandung makna proses pengambilan padi yang dilakukan oleh penari wanita. Sedangkan, tugas penari pria adalah memotong padi.

Gerakan ini telah mengandung arti proses pengambilan padi yang dilakukan oleh penari wanita. Sedangkan tugas dari penari pria yaitu memotong padi.

13. Gerak Menyambit Padi

Gerak ini dapat menunjukkan akltivitas petani yang sedang menyambit padi di sawah.

14. Gerak Manggampo Padi

Gerakan ini dapat menunjukkan aktivitas petani yang sedang mengumpulkan padi untuk dapat dipindahkan ke tempat lain.

15. Gerak Menganginkan Padi

Makna dari gerakan ini yaitu padi dianginkan dengan tujuan agar memisahkan antara kulit padi dengan bijinya.

16. Gerak Mengikir Padi

Arti dari gerak ini yaitu menunjukkan aktivitas petani yang sedang menjemur padi agar kering.

17. Gerak Membawa Padi

Makna dari gerak ini yaitu menggambarkan aktivitas petani pria menumbuk padi, sedangkan petani wanita mencurahkan padi.

18. Gerak Menumbuk Padi

Arti dari gerak ini yaitu untuk menunjukkan aktivitas petani pria menumbuk padi, sedangkan untuk petani wanita mencurahkan padi.

19. Gerak Gotong Royong

Arti dari gerak ini yaitu untuk menggambarkan gotong royong yang dilakukan antara petani wanita dengan petani pria.

20. Gerak Menampih Padi

Arti dari gerak ini adalah menunjukkan petani sedang menampih padi yang sudah berubah wujud menjadi beras.

21. Gerak Menginjak Pecahan Kaca

Makna dari gerak ini yaitu menginjak pecahan kaca ditampilkan di akhir pementasan tari piring. Selain itu, para penari juga membuat inovasi dan menggabungkan beberapa jenis gerak.

Baca juga : Tarian Lampung

Pola Lantai Tari Piring

Tari Piring
Tari Piring

Pola lantai yang dipakai ada 6, yakni spiral, vertikal, horizontal, berbaris, lingkaran besar, dan juga lingkaran kecil. Pola ini mempunyai level berbeda-beda, yakni ada level atas, sedang, dan bawah. Anda dapat juga melihat gambar untuk mempelajari sinopsis gerakan tari.

Properti Tari Piring

Tari Piring
Tari Piring

Berikut ini adalah penjelasan lengkap tentang properti wajib yang harus ada di dalam tari piring, langsung saja berikut adalah penjelasannya:

1. Piring

Piring yang dikenakan mempunyai ciri khas berwarna putih. Piring terbuat dari bahan dasar keramik atau porselen dan bukan terbuat dari kaca. Piring adalah properti yang dipakai di dalam pementasan tari piring.

2. Baju Kurung

Baju kurung merupakan pakaian yang dipakai para penari wanita. Ciri khusus dari baju ini yaitu longgar. Warna baju dapat disesuaikan dengan tema acara. Anda dapat juga menjumpai adanya motif bunga yang dijahit memakai benang emas.

3. Kain Kodek

Kain kodek adalah jenis kain yang bentuknya mirip sarung dan berfungsi sebagai pasangan baju kurung. Anda dapat menjumpai hiasan berupa motif khusus dengan warna keemasan. Warna ini yang menjadi simbol kebijaksanaan.

4. Kalung Gadang

Kalung gadang ini digunakan oleh penari wanita, kalung tersebut modelnya khas dan Anda akan menjumpai adanya bongkahan besar-besar. Ada pun panjang dari kalung ini dapat mencapai dada penari.

5. Sisamping

Sisamping ini dibuat dari songket yang berfungsi sebagai penutup pinggang sampai lutut seorang penari. Sisamping ini dikenakan baik oleh penari pria maupun penari wanita. Namun, apabila penari wanita mengenakan kain kondek maka tidak perlu mengenakan sisamping.

6. Tengkuluk Tanduk

Tengkuluk tanduk adalah sebuah penutup kepala yang digunakan oleh penari wanita. Fungsinya yaitu seperti topi tradisional. Tengkuluk tanduk dibuat memakai kain balapak dan kemudian dibentuk mirip dengan tanduk kerbau. Pada bagian ujung tengkuluk tanduk dijumpai adanya hiasan.

Baca juga : Tari Saman

7. Cawek Pinggang

Cawek pinggang mempunyai fungsi sebagai ikat pinggang untuk mengencangkan kain kodek dan juga sisamping. Anda dapat menjumpai adanya hiasan berupa rumbai-rumbai pada ujung kain cawek pinggang. Ada pun warna dari cawek pinggangini disesuaikan dengan warna baju penari.

8. Rang Mudo

Rang mudo adalah pakaian yang digunakan oleh penari pria. Pakaian ini mempunyai lengan yang ukurannya lebih besar. Selain itu, dapat dijumpai hiasan emas. Pakaian ini juga disebut gunting cina karena bentuknya yang hampir mirip dengan gunting cina.

9. Saran Galembong

Saran gelombang adalah celana yang awalnya digunakan oleh penari pria. Namun, sekarang ini penari wanita juga ada yang menggunakan saran gelombang yang sudah didesain khusus. Celana untuk seorang penari wanita ukurannya lebih lebar.

10. Deta atau Destar

Penari pria pada saat tampil di pentas tari piring menggunakan destar atau dikenal dengan istilah deta. Destar atau deta ini adalah penutup kepala berbentuk segitiga yang dibuat memakai kain songket. Cara penggunaannya yaitu diikatkan di kepala.

11. Subang

Subang adalah sebuah anting-anting yang mempunyai rumbai dan digunakan oleh penari wanita sebagai hiasan. Anda dapat menjumpai adanya untaian pada subang yang bentuknya mencolok.

12. Kalung Rumbai

Kalung rumbai adalah salah satu aksesoris penari wanita. Bentuk dari kalung ini berupa untaian manik-manik yang mirip dengan rumbai. Kalung rumbai ini pangnya sampai ke dada seorang penari tersebut.

13. Kaos Kaki

Kaos kaki mempunyai fungsi sebagai pelindung telapak kaki. Pada umumnya para penari akan menggunakan kaos kaki saat melakukan pertunjukan di luar ruangan. Kaos kaki yang digunakan berbahan tipis dan mempunyai waran seperti kulit kaki.

14. Cincin

Pada saat melakukan pentas seni tari piring ini, para penari wajib memakai cincin. Hal ini dikarenakan cincin berfungsi untuk dapat menciptakan suara ting-ting pada saat diketukkan dengan piring.

Alat Musik Tari Piring

Tari Piring
Tari Piring

Alat musik tradisional yang dikenakan untuk menjadi iringan tari piring yaitu gong, rebana, talempong, saluang, dan juga rabab. Gong berfungsi untuk memandu para penari untuk bergerak dan juga menentukan langkah. Sedangkan, rebana berfungsi untuk mengiringi tarian tersebut.

Saluang hanya dapat dijuampai di daerah Minangkabau. Ada pun cara memainkannya yaitu dengan cara ditiup. Saluan dibuat dari talang atau bamboo tipis dengan panjang 40 sampai 60 cm, sedangkan untuk diameternya 3 sampai 4 cm.

Telempong ini juga berasal dari daerah Minangkabau. Bentuk dari talempong ini yaitu lingkaran mirip dengan boning yang dibuat dari bahan kuningan. Diameternya dapat mencapai 15 sampai 17,5 cm. Anda nantinya dapat menjumpai adanya bundaran yang menonjol, sedangkan pada bagian bawah berlubang.

Talempong juga ada yang dapat dibuat dari bahan batu dan kayu. Ada pun cara memainkannya yaitu dengan cara dipukul. Fungsinya yaitu untuk dapat mengiringi tarian dan menyambut tamu istimewa. Talempong juga diiringi dengan akord yang dimainkan misalnya piano. Rabab ini terbuat dari bahan berupa tempurung kelapa.

Penutup

Informasi di adat dapat Anda jadikan sebagai salah satu bahan referensi dan juga tambahan pengetahuan untuk semakin mengenal dan juga memainkan deskripsi keunikan dari tari piring. Sekian dari kami apabila ada kesalahan dalam penulisan kami mohon maaf sebesar-besarnya, dan jangan lupa tulis di kolom komentar.

Tari Piring

Leave a Comment