Senjata Tradisional Kalimantan Utara – Kalimantan Utara adalah salah satu Provinsi di Negara Indonesia yang letak posisinya dibagian utara Kepulauan Kalimantan yang merupakan salah satu pecahan dari daerah Kalimantan Timur.
Kalimantan Utara ini adalah satu provinsi yang berdekatan langsung dengan Negara bagian daerah Serawak, Sabah dan juga Malaysia Timur.
Di kepulauan Kalimantan ini banyak sekali senjata-senjata tradisional yang harus kalian ketahuii, misalnya yaitu seperti senjata tradisional khas Kalimantan Utara, senjata tradisional khas Kalimantan Utara ini yaitu senjata tradisional Mandau.
Nah, pada kesempatan kali ini kita akan lebih mengenal detail dari sususan senjata tradisional Mandau yang berasal dari daerah Kalimantan Utara ini, selain berasal dari Kalimantan Utara, senjata tradisional Mandau adalah salah satu senjata tradisional penduduk suku dayak di Kalimantan Utara.
Baiklah, dibawah ini kami akan menjelaskan tentang struktur atau susuan dari senjata tradisional Kalimantan Utara. Yuk, langsung saja kita akan simak informasi berikut ini: selamat menyimak ya teman-teman :
Table of Contents
Provinsi Kalimantan Utara
Provinsi Kalimantan Utara adalah salah satu provinsi termuda yang ada di Negara Indonesia. Kalimantan utara merupakan Provinsi di Indonesia yang terletak pada bagian utara Pulau Kalimantan yang juga termasuk pecahan dari prvinsi Kalimantan Timur.
Daerah Kalimantan Utara ini berbatasan langsung dengan Negara Malaysia yakni pada bagian Serawak dan Sabah.
Suku Bangsa Kalimantan Utara
Kalimantan Utara ini mempunyai luas sebesar 75.000 km persegi dengan jumlah penduduk sekitar 691.000 jika. Suku atau etnis yang tinggal di Kalimantan Utara antara lain:
1. Jawa
2. Dayak
3. Banjar
4. Bulungan
5. Tidung
6. Kutai
Baca juga: Suku Bangsa Bali
Bahasa Daerah Kalimantan Utara
Dengan berbagai suku atau etnis yang berada di daerah Kalimantan Utara ini tentunya banyak sekali bahasa daerah yang ada di Kalimantan Utara tersebut, berikut ini adalah bahasa daerahnya.
a. Bahasa Indonesia (Bahasa Resmi)
b. Bahasa Suku Dayak
c. Bahasa Banjar
d. Bahasa Bulungan
e. Bahasa Jawa
f. Bahasa Melayu
g. Bahasa Tausug
h. Bahasa Tidung.
Agama Masyarakat Kalimantan Utara
Masyarakat Kalimanatan Utara menganut agama yang berbeda-beda dengan mayoritas agama yang telah diyakini yakni agama Islam, berikut ini adalah rinciannya:
1. Islam 59.54%
2. Kristen Protestan 31.38%
3. Katolik 7.60%
4. Buddha 1.26%
5. Hindu 0.06%
Senjata Tradisional Kalimantan Utara
Berikut ini adalah penjelasan tentang senjata tradisional Kalimantan Utara yang dilengkapi dengan Gambarnya:
Senjata Tradisional Mandau
Senjata Mandau merupakan salah satu senjata keramat masyarakat Kalimantan utara yang berbentuk seperti parang.
Senjata ini adalah salah satu senjata tradisional yang mempunyai daya pikat magis yang luar biasa.
Konon senjata Mandau yang sudah keluar dari sarungnya pasti akan memakan korban. Senjata tersebut tidak akan bisa masuk ke dalam kupangnya atau sarung jika belum menumpahkan darah musuhnya.
Senjata ini dipakai dalam keadaan terdesak misalnya menjaga wibawa diri, kehormatan keluarga dan juga peperangan yang membawa nama suku Dayak. Mandu juga termasuk senjata utama dan berguna sebagai alat untuk memenggal kepala musuhnya.
A. Sarat Makna Magis
Pembuatan senjata Mandau ini sarat dengan makna magis yang biada hadir dalam ritual-ritual. Sedangkan dari sudut pandang sosial dan juga budaya. Mandau adalah identitas dari suku Dayak Kalimantan Utara yang menyimbolkan sifat berani, sabar dan tentunya teliti.
Selain sifat magisnya tersebut, bentuk unik dari Mandau ini juga menjadi daya tarik yang khas. Biasanya dapat dilihat dari bentuk bilah dan sarungnya.
Terbuat dari bahan material utama bijih besi sungai Baram, Kucing, Serawak, Malaysia dengan campuran beberapa macam jenis logam lainnya yakni tembaga untuk menghasilkan
Selaian digunakan untuk mengkohkan bilah Mandau, campuran pada tembaga ini dikenakan untuk mempercantik. Sudah menjadi rahasia umum jika Mandau mempunyai hiasan tembaga, emas dan juga perak, hanya diperuntukkan untuk sesepun desa suku dayak Kalimantan utara.
Baca juga: Senjata Tradisional Indonesia
B. Proses Pembuatan Dengan Ritual Panjang
Proses pembuatan dari senjata tradisinal Manadu ini dapat dibilang tidak mudah. Pandai besi harus melalui tahap ritual panjang untuk meminta petunjuk para leluhur demi mendapatkan batu yang telah mengandung biji besi dengan kualitas terbaik.
Setelah menemukan jenis batu besi hasil dari wangsit. Lalu batu besi tersebut dibakar dengan api bersuhu tinggi. Proses pembuatan Mandau biasanya dilaksanakan di tepi sungat mengingat dalam memilah bijih besi dibutuhkajn air yang banyak.
Mandau yang sudah matang dan juga siap ditempatkan di sungai agar dingin. Kemudian dipecah untuk diambil biji besinya. Setiap detail dari bagian Mandau mempunyai arti tersendiri.
Pada bagian Mandau tersebut merupakan Kupang atau sarung, Bilah, Hulu atau gagang, Ambang dan juga Langgei Puai, Lilitan rotan dan juga Totem.
C. Bagian-Bagian Mandau Unik
Kumpang atau sarung, mempunyai beberapa varian material yang disesuaikan dengan siapa pemiliknya. Biasanya kumpang berbahan kayu meranti yang dilapisi dengan tanduk rusa dan juga diukir dengan detail. Terdapat beberapa tempuser udang pada bagian atas Mandau yang terbuat dari anyaman rotan.
Selain itu terdapat juga ornament yang berbentuk kantong yang dibuat dari pelepah kayu yang dicat dengan warna dominan merah, putih dan hiatam. Warna-warna ini mempunyai arti filosofi keselamatan dan keberuntungan.
Ornamen dari kantong tersebut berisi kayu gading dan pisau penyerut kayu yang telah diyakini untuk menghindari pemiliknya dari binatang buas.
Bilah, yaitu jenis mata Mandau yang mempunyai bentuk menyerupai pedang. Biasanya terdapat lekukan pada bagian ujung dan juga ukiran khas yang menjadi identitas sub-suku Dayak di berbagai tempat di Kalimantan. Rata-rata panjang dari bilah ini yaitu sekitar 55-56 cm.
Hulu atau gagang ini terbuat dari tulang hewan atau kayu yang diukir membentuk kepala hewah berparuh. Sekelilingnya yang dipenuhi dengan rambut manusia sebagai hiasan. Rambut manusia ini dipajang bukan tanpa alasan, setiap ikatan dari rambut ini bermakna jumlah kepala yang sudah ditebas.
Pegangan dari senjata Mandau ini juga dililit dengan rotan agar cengkraman tidak mudah lepas meski diayunkan keras-keras. Selain berfungsi sebagai tangkai, corak pada hulu Mandau ini dapat memberikan karakter tersendiri.
Ambang ini adalah senjata pendamping, senjata tradisional Kalimantan Utara, Mandau yang berkualitas rendah. Terbuat dari bahan besi biasa tanpa ornamen dan juga hiasan apapun. Inilah yang telah membedakan kedua jenis senjata ini walau sekilas terlihat sama.
Ambang biasa dijadikan sebagai cinderamata oleh masyarakat Dayak. Orang awam yang tidak terbiasa melihat dan juga memegang senjata Mandau yang asli pasti akan mengalami kesulitan untuk membedakannya.
Langgei Puai merupakan jenis pisau kecil yang terdapat pada sarung kupang. Bentuknya yang kecil dengan pegangan yang panjang. Pegangan panjang inilah yang disebut dengan Langgei Puai. Pisau kecil ini adalah salah satu senjata pelengkap dari Mandau.
Sesuai dengan bentuknya fungsi dari Langgei Puai ini yaitu untuk membuat ukiran, meraut bambu kering yang dipakai sebagai peluru sumpit, mencongkel peluru yang menusuk pada bagian daging binatang buruan, mengeluarkan duri-duri dari telapak kaki, dan lainnya.
Langgei Puan ini tidak dapat diselipkan pada Mandau batu, sebab Langgei Puai ini hanya dapat diselipkan pada Mandau yang sudah dipakai untuk berperang dan menumpaskan darah-darah para musuh.
Lilitan rotan yang ada pada Mandu ini terdapat tiga lilitan sebagai pengikat Langgei Puai dengan kumpang dan juga bilahnya. Nantinya dari Langgei Puai dan Mandau ini dapat dikaitkan langsung pada kumpang Mandau di pinggang memakai pengait rotan.
Yang terakhir yaitu totem, totem adalah wujud simbol silsilah keturunan penggunanya. Digambarkan dengan ukiran mini totem patung laki-laki atau perempuan yang telah digantung pada kumpang Mandau.
Senjata Tradisional Lonjo (Tombak)
Selain Mandau beberapa jenis senjata tradisional Kalimantan Utara lainnya adalah Lonjo (Tombak), merupakan tombak yang terbuat dari besi dan diikat dengan anyaman rotan dan bertangkai dari bamboo atau kayu keras. Lonjo berfungsi sebagai senjata perang atau untuk berburu binatang.
Senjata Tradisional Dohong
Senjata dohong, senjata ini sama seperti senjata keris namun lebih besar dan tajam pada kedua sisinya. Mata senjatanya yang terbuat dari tanduk dan juga sarungnya yang terbuat dari kayu. Senjata tikam ini hanya boleh dipakai oleh ketua adat suku Dayak saja.
Baca juga: Senjata Tradisional Betawi
Senjata Tradisional Sumpit (Sipet)
Sumpit atau sipet ini adalah salah satu senjata tradisional Masyarakat Dayak, mempunyai bentuk menyerupai selongsing bulat dengan panjang sekitar 1,5-2 meter.
Kelebihan dari senjata ini yaitu dapat dipakai pada jarak jauh dengan tingkat akurasi atau ketepatan tinggi dan juga tidak dapat menimbulkan suara. Sumpit ini dapat dipakai untuk berburu binatang dan juga dijadikan sebagai mas kawin.
Senjata Tradisional Telawang (Perisai)
Telawang atau Perisai ini adalah tameng khas suku Dayak. Senjata ini berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari serangan saat berperang. Telawang ini berbahan dasar kayu yang kuat dan ringan yakni kayu pelantan atau pelai.
Telawang yang berbentuk prisma ini mempunyai ukuran lebar 30-50 cm dan panjang 1,5-2 m. Telawang ini terdiri dari dua bagian, yakni bagian dalam yang menyerupai sisi bawah atap rumah dengan sebuah pegangan pada bagian tengahnya dan juga bagian luar yang menyerupai sisi atap rumah dengan dihiasi ukiran-ukiran khas daerah Kalimantan Utara.
Masyarakat suku Dayak Lundayeh ini tidak lagi memakai Mandau sebagai alat untuk menebas kepala musuh karena sudah tidak ada lagi sebuah peperangan di sana mereka sudah lebih terbuka dengan peradaban dan juga telah patuh pada peraturan pemerintah.
Sekarang senjata tradisional Kalimantan Utara ini bernasib sama dengan senjata tradisional lainnya. Senjata ini hanya digunakan sebagai pelengkap acara ritual dan juga keagamaan, sebagai hiasan untuk di koleksi serta sebagai alat kesenian. Sedangkan untuk senjata Mandau tidak mempunyai unsur magis di dalamnya dikenakan sebagai alat berburu dan bertani.
Penutup
Nah, itulah sedikit penjelasan tentang senjata tradisional Kalimantan Utara mulai dari senjata Mandau, senjata Lonjak atau tombak, senjata Dohong, senjata Telawang dan lainnya.
Terima kasih sudah berkenan berkunjung di website ini dan jangan lupa share kepada teman-teman anda semuanya.